Rabu, 24 Mei 2023

Membuka Jendela Tulisan


Apa yang seharusnya kita tulis dalam tulisan kali ini? Tulisan yang baru saja kita buka jendelanya. Sebab, selama ini terkurung dalam kamar yang pengap nan tak mengenakan. Benar selama ini tak pernah keluar dalam kata-kata yang bebas dan yang menenangkan pikiran.

Tuan, mari kita mulai kembali membuka jendela tulisan. Menulis apa yang seharusnya ditulis dan apa adanya. Tanpa perlu kita kembali pada ruang-ruang yang memenjarakan pikiran. Kita menulis dengan bebas dan menari-nari bersama kata-kata.

Kata-kata yang selama ini mulai padam dalam diri semestinya harus dihidupkan kembali. Hal ini seperti menghidupkan obor di depan rumah yang hampir mati. Ya, perumpamaan itu mengingatkan kita pada masa-masa kecil di desa. Di desa pada waktu masih kecil tiada listrik hanya ada obor-obor.

Begitulah ibarat katanya kita memulai menulis dengan perasaan dan pikiran. Dengan keadaan zaman yang membingungkan ini tulisan hanya seperti motor yang silih berganti berlalu. Banyak tulisan-tulisan bertaburan di dunia ini.

Namun, begitulah dengan hidup ini banyak orang yang selama ini menjengkelkan seperti halnya tulisan berita-berita politik belakangan ini. Muskil untuk menatap kedamaian batin dan pikiran. Sebab, begitu banyak peperangan, penderitaan, dan kekecewaan terhadap kehidupan di dunia.

Walaupun begitu, tuan, kita harus hidup dalam kemandirian. Siap untuk menerima segala informasi yang sudah begitu banyaknya di dunia ini. Di dalam penampakan segala kengerian itu masih terdapat satu pesan kedamaian. 

Kedamain itu bagaimana kita bebas untuk memilih jalan ketenangan batin. Oh, ya, dengan apa melakukan itu semua? Dengan merasakan penderitaan lalu memaknai itu secara sederhana saja. Dan, mencoba menarik senyum di pipi bahwa dunia memang begini adanya. Maka menulis dengan jendela baru ini untuk kembali menemukan kebahagian di dalam diri yang beberapa dekade mulai padam. Demikian.

Hasrat Untuk diakui


Angin malam berhembus ke utara. Dan, nyanyian malam baru saja akan diputarkan. Nyanyian tentang kesunyian dan kesepian dengan alunan roda kehidupan manusia. Kehidupan yang penuh pertanyaan dan mencari makna-makna dari itu semua.

Pada malam hari ini kita akan membuka nyanyian bernama hasrat untuk diakui. Sebuah frasa yang sering dilontarkan orang-orang mengenai dalam menjalankan kehidupan. Ya, ada banyak orang-orang yang ingin diakui dalam menjalankan hidup.

Sering dalam menjalankan kehidupan kita tidak jarang menemuhkan bahwa orang melakukan sesuatu untuk hasrat diakui. Sebuah fenomena lama yang telah terjadi dalam kehidupan sehari-hari. Namun, cukup menarik untuk membahas persoalan ini kembali.

Marih kita buka kembali lembaran itu: mengapa orang memiliki kecenderungan hasrat untuk diakui? Sederhananya, hal ini dikarenakan kita “belum” mampu untuk bersandar pada keikhlasan dan ketulusan. Dalam menjalankan kehidupan manusia memang tidak luput akan pengakuan atau diakui dalam banyak aspek pekerjaan.

Wabilkhasil, itu membuat manusia menjadikan diri menjadi sombong dan saling menaruk status sosial. Padahal, hasrat untuk diakui hanyalah sebuah keinginan dalam diri yang itu bersifat sementara. Oleh karenanya, pertanyaan dilontarkan kembali: untuk apakah hasrat untuk diakui ketika menjalankan sebuah pekerjaan? 


Kalau pada maknanya kita akan menemuhkan sebuah titik makna yang bersifat sementara. Lebih eloknya lagi bagaimana jikalau kita mengerjakan suatu pekerjaan tidak untuk diakui? Menurut hemat tulisan ini, itu lebih menjadi suatu keindahan dan kebahagian.


Pada intinya dalam menjalankan suatu pekerjaan. Lakukan saja dengan berusaha tulus dan ikhlas niscaya akan ada hal berbeda ditemukan. Ya, suatu kebahagian dan ketenangan di dalam batin serta pikirian.

Jangan Takut dibenci


Berbicara tentang dibenci merupakan hal yang klise. Sudah menjadi bahasa umum bahwa dibenci suatu hal yang tidak mengenakan dan menyedihkan. Orang-orang banyak yang tidak ingin dibenci, tapi ingin dipuji begitulah realitas berjalan.

Namun, di dalam kehidupan dibenci sesuatu hal yang tidak dapat terelakan. Bagaimanapun Anda berperilaku pasti ada saja orang yang tidak menyukai alias membenci. Banyak faktor yang menyebabkan hal itu terjadi sebut saja: iri, buruk hati, tidak mampu menjadi sepertimu, dan sebagainya.

Jadi, mari kita bertanya: Bagaimana menghadapi kehidupan orang yang membenci? Bagaimana menjalankan kehidupan yang penuh kebencian? Bagaimana seharusnya kita bersikap atas problem kebencian ini? 

Menarik untuk diulas menggunakan buku berjudul “Berani Untuk Tidak Disukai”. Dalam buku tersebut menjelaskan bahwa tidak masalah dibenci orang lain. 

Bahkan buku itu sendiri menyarankan lebih baik dibenci daripada dipuji. Sebab, pekerjaan membenci bukan pekerjaan kita melainkan orang lain. 

Kita dapat merumuskannya dengan pembagiaan tugas, bahwa opini buruk orang lain terhadap diri kita itu pekerjaan mereka. Untuk itu, tidak perlu repot-repot atas pekerjaan mereka yang hanya menghabiskan waktu untuk membenci. Lebih baik kita mengontrol kendali pikiran kita terhadap diri sendiri.

Oleh karena itulah, prinsip pembagian tugas ini dapat menenangkan pikiran dan jiwa kita. Hal ini sendiri disebabkan hanya diri kitalah yang dapat mengontrol kehidupan kita bukan mereka. Seperti halnya seni bersikap bodo amat atas pandang orang lain terhadap diri kita. Demikian.

Mengapa Engkau Ingin Menjadi Orang Lain?

Perkara hidup memang tidak bisa dijelaskan begitu saja dikarenakan banyak paradoks-paradoks yang ditemukan. Kehidupan memang banyak menuntut orang untuk tetap belajar. Mulai belajar memahami lingkungan, alam, manusia, kehidupan pribadi, dan sebagainya.

Mari kita membuka jendela kehidupan yang menarik untuk dikunjungi. Kunjungan kali ini akan bertemu pada diri sendiri. Ya, mari kita mulai dengan pertanyaan, “Mengapa orang banyak ingin menjadi orang lain?”

Dewasa ini jika dicermati banyak orang lain ingin menjadi sih A, B, C, dan seterusnya. Ada semacam keinginan menjadi orang lain. Sebab, menurut mereka menjadi orang lain itu lebih baik daripada menjadi diri sendiri.

Tumbuhnya kehendak menjadi orang lain merupakan satu sikap dalam pribadi seseorang yang luput untuk mengenal diri sendiri. Mereka percaya dengan melihat (contoh: melihat kehidupan sosial media orang lain) kehidupan orang lain itu lebih indah dan bahagia. Penilaian dalam segi sisi luarnya inilah yang membuat keinginan untuk menjadi orang lain bukan diri sendiri.

Hal inilah timbul semacam problem yang mengakibatkan seseorang tidak mencintai diri sendiri. Mereka menilai diri kurang layak seperti perbandingan pada orang yang dituju. Akibatnya, mulailah tumbuh sikap dalam diri untuk tidak menerima diri sendiri.

Selain itu, hal ini juga membuat orang tersebut kehilangan jati diri yang sesunggunya. Hematnya atau semestinya ada fitler dalam diri yang mesti dipakai. Jangan sampai perbadingan dan kehendak itu membuat seseorang kehilangan atas pikiran dan kodratnya. 

Sebab, hanya dengan itu orang tersebut dapat mampu menerima diri sendiri apa adanya. Dan, tidak perlu untuk tidak menerima diri sendiri. Mari membuka hati dan pikiran agar tetap menjadi diri sendiri di era teknologi yang menggila ini.

Terimalah Ketidaksempurnaan


Kesempurnaan hanyalah ilusi. Ilusi yang ditanamkan untuk menjadikan dirimu pecundang. Maka jadilah tidak sempurna karena menjadi tidak sempurna bukan masalah - M. Febi Anggara.

Era teknologi merupakan suatu perkara repot dan banyak tuntutan. Era ini banyak menyaksikan di media sosial orang-orang menampakan kebahagiaan masing-masing. Ada yang bergelut di bidang A, B, C, dan seterusnya. 

Hal inilah yang menampakan seolah-olah orang terlihat begitu bahagia dan hidupnya seolah-olah sempurna. Akan tetapi, teman-temanku, media sosial tidak seperti hal yang dibayangkan. Justru banyak muslihat dari itu semua. 

Orang-orang hanya menampilkan satu momen-momen indah dan kebahagian semu semata. Sungguh dibalik semua itu tersimpan kerampuhan di dalam diri orang tersebut. Hanya beberapa menit Anda melihat seolah hidup mereka bahagia dan sempurna.

Namun, sungguh telah banyak ditemukan obrolan ke sana kemari orang-orang memiliki sisi-sisi ketidaksempurnaan mereka. Hanya saja, mereka menyimpan itu agar terlihat sempurna di mata orang lain. Begitulah siklus orang-orang memainkan perannya di dalam era teknologi ini. 

Untuk itulah, menjadi tidak sempurna di mata orang lain bukan masalah. Tuntutlah diri untuk lebih menerima diri apa adanya tentang kehidupan kita. Terimalah diri dengan lapang dada atas kekurangan diri kita. Dan, hargailah setiap kelebihan-kelebihan yang kita miliki.

Hanya dengan demikian, dapat menjalankan kehidupan dengan apa adanya. Hiduplah dengan cara sederhana dan menjadi manusia normal. Sebab, menjadi diri sendiri itu lebih membahagiakan. Telah lama kita menyaksikan menjadi orang lain itu tidak mengenakan. Jadilah diri sendiri dan tidak apa-apa tidak sempurna.

Masa Lalu itu Bukan Masalah


Pada suatu hari ada seorang anak mudah datang kepada gurunya. Ia datang bermaksud untuk menanyakan perihal masa lalu. Masa lalu yang kerap menjadi biang keladi permasalahan setiap orang. 

“Guru, mengapa masa lalu kerap menjadi masalah dalam kehidupan orang?” Bukankah masa lalu itu telah berlalu dan mengapa justru menjadi biang keladi?” tanyanya lembut pada guru berambut gondrong.

Pertanyaan sederhana muridnya itu membuat sih guru diam sejenak dan beberapa menit guru menjawab. Jawaban itu ia lontarkan bahwa  orang belum mampu mengikhlaskan masa lalu. Baik itu perkara tentang kebaikan maupun tentang kejahatan. 

Padahal, masa lalu itu telah berlalu ia bukan menjadi masalah dalam kehidupan. Hanya saja, ada orang yang belum mampu memberikan konsep utuh dan jelas tentang masa lalu yang dianggapnya masalah. Jelas inilah yang membuat seseorang tetap terjebak pada dunia itu-itu saja.

Telah jelas bahwa sungguh masa lalu itu bukan masalah ia telah berlalu. Masa lalu sudah menjadi kenangan dan memori semata. Jadi, permasalahanya kita dapat merubahnya dengan hidup di waktu saat ini dan detik ini saja. 

Ketika seseorang telah mampu hidup di masa kini ia akan tahu bahwa masa lalu itu bukan masalah. Masa lalu hanya gambaran tentang kehidupan yang telah dilalui saja. Kehidupan yang tidak dapat diputar ulang.

Oleh karena itu, muridku, masa lalu jangan dijadikan beban. Tinggalkan saja masa lalu yang buruk dan jadikan pembelajaran. Dan, ambil kebaikan di masa lalu untuk diterapkan di masa kini dan seterusnya.

Mengabaikan hal yang Tidak Penting


Mengabaikan hal yang tidak penting memang pekerjaan tidaklah mudah. Terlebih lagi, bagi mereka yang kerap dibilang mudah baper atas perkataan orang lain. Orang yang mudah baper ia sering memikirkan perkataan yang negatif berulang-ulang. 

Hal inilah yang membuat menarik untuk membahas perihal mengabaikan hal yang tidak penting. Sebab, di era gempuran informasi atas perkembangan teknologi membuat orang mudah teralihkan fokus ke hal negatif. Misalnya, tentang caci makian netizen di internet, gosip artis, atau gosip teman terhadap kita.

Perlunya pemahaman dan kesadaran tentang mengabaikan hal yang tidak penting menjadi kunci kebahagiaan dan kesuksesan. Oleh karena, perkara negatif tersebut tidaklah memiliki manfaat untuk kebaikan diri kita. Dengan mengabaikan diri lebih segar dan memiliki kebahagian.

Apalagi, jika mengabaikan hal yang memang tidaklah penting dengan memfokuskan kepada produktivitas itu justru lebih baik. Sebab, dengan mengalihkan ke tempat produktifitas seseorang akan memiliki nilai atau manfaat. Dengan nilai itu membuat orang dapat memberikan impeks baik kepada lingkungannya.

Lingkungan yang baik nantinya dapat menciptakan suatu kehidupan bermasyarakat yang harmonis. Harmonis tentu membuat satu sama lain akan mendapatkan kebahagian yang sama. Kebahagian akan tumbuh, maka kehidupan menjadi indah dan menyenangkan.

Kembali lagi, dengan pemahaman dan kesadaran tentang mengabaikan hal yang tidak penting menjadi kunci di era teknologi saat ini. Mengabaikan tentang perkara yang tidak penting memang perlu latihan dan belajar. Namun, tidak menutup kemungkinan seseorang dapat menerapkan gaya hidup semacam ini.

Gaya hidup yang sederhana semacam ini, tapi belakangan ini justru hal ini sulit untuk diterapkan. Masih banyak orang yang menggunakan gaya kehidupan dengan mementingkan hal yang tidak penting dalam kehidupannya. Justru hal itulah yang membuat orang tidaklah menemukan titik kebahagiaan. Sekian.

Lorong Waktu itu Bernama Kesunyian


Waktu terus saja berputar seperti itu. Kehidupan begini-begini saja banyak perkara yang membosankan. Dan, membosankan hal yang tidak menyenangkan. Tidak menyenangkan membuat seseorang menjadi tidak bahagia.

Akan tetapi, tenang, ada satu rumah yang ingin ditawarkan dalam hal ini, yaitu lorong waktu itu bernama kesunyian. Sebuah rumah yang memiliki keunikan dan kedamaian. Kedamaian yang didambakan oleh orang-orang selama ini.

Memasuki rumah kesunyian merupakan perkara yang tidaklah begitu rumit. Hanya perlu sebuah keterampilan menyelami diri dengan keadaan apa adanya. Dengan menyelami banyak menemukan sebuah keajaiban-keajaiban. 

Keajaiban itu bisa diberi nama ide dan kehendak memiliki keinginan menjalankan kehidupan. Kendati, kehidupan memanglah tidak seideal seperti di pikiran. Namun, kesunyian membawa satu risalah penting dan keunikan tersendiri. 

Risalah kesunyian adalah tempat di mana seseorang mengenal diri sendiri. Dengan keadaan keramaian saat ini perlu adanya kesunyian. Sebab, keramaian memiliki kebisingan yang membuat hati dan pikiran tidaklah tenang.

Dengan berumah kepada kesunyian niscaya seseorang akan mendapatkan kedamaian. Kemudian, kedamaian dapat membuat orang memiliki pikiran jernih dan hati yang bersih. Bisa dikatakan kesunyian semacam pemurnian diri sendiri atau bisa dikatakan muhasabah. 

Sebuah rumah yang memang tidakla mewah. Namun, rumah ini dapat memberikan pengalaman yang unik dan berbeda. Maka, tak segan-segan mengatakan bahwa kesunyian rumah yang mesti disinggahi.

Jangan Memperumit Kehidupan

Hidup ini sangat sederhana, tapi kita bersikeras untuk membuatnya rumit - Confusius

Kehidupan yang memiliki ke absurd membuat diri untuk dituntut belajar memahaminya lebih dekat. Dunia dengan segala kejengkelannya harus lebih jelih untuk memahaminya. Sebab, dengan ke jelihan melihat bagaimana kehidupan itu bermain, maka akan timbul kebijaksanaan.

Kebijaksanaan itulah laksana sebuah sumur di padang pasir. Orang yang mampu bijaksana ia akan mampu berjalan di dunia ini dengan kearifan. Salah satu kearifan dalam menjalankan kehidupan, yaitu jangan mempersulit kehidupan.

Maksud dari jangan mempersulit ini berarti hidup apa adanya dan sederhana saja. Kesederhanaan yang tidak mempersulit perkara yang sebenarnya tidak rumit. Hal ini bisa dicontohkan apabila dalam kehidupan harapan yang ditentukan tidak tercapai, maka biarlah saja begitu. Jangan memaksakan diri untuk berhasil terus. 

Terlebih lagi, dengan contoh itu tadi jangan sampai membuat diri menjadi putus asa dengan kehidupan. Lantas dengan putus asa tidak mau melakukan apa pun kembali atau melukai diri. Dengan ide untuk tidak mempersulit kehidupan ini dapat menuntun seseorang lebih arif dalam menjalankan kehidupan.

Perkara jangan mempersulit kehidupan memanglah sebuah ide dalam pikiran yang menarik dan tepat. Namun, dalam menjalankan tidaklah mulus begitu saja dan karena itu mesti untuk berlatih tidak mempersulit kehidupan dalam pikiran. Pikiran yang tidak rumit membuat seseorang menjadi bahagia dan memiliki harapan untuk menjalankan kehidupan.

Memang jika dikaji dalam melihat persoalan kehidupan dewasa ini banyak penderitaan. Akan tetapi, dengan menggunakan ide tidak mempersulit kehidupan seseorang dapat mampu mengatasi penderitaan itu tadi. Penderitaan jika dilihat dari perspektif pengalaman pribadi hanya sebuah perkara sederhana.


Hanya dengan menggunakan ide tidak mempersulit kehidupan penderitaan dapat teratasi. Maka, tepatlah mengatakan satu ide ini arif untuk digunakan dalam menjalankan kehidupan. Berbahagialah mereka yang dapat menggunakan ide tidak mempersulit kehidupannya sendiri.

Memaknai Penderitaan

Bagaimana kita memaknai penderitaan hidup? Sebuah pertanyaan untuk kita menyelami kehidupan ini yang memiliki banyak warna dan artinya. Menyelami kehidupan dengan pertanyaan tadi sebuah kontemplasi untuk lebih dekat dengan pola bagaimana kehidupan bermain. 

Mari menyalami itu dengan kebahagian dan sikap tenang. Ketenangan untuk merumuskan persoalan yang terus dikaji mengapa orang hidup memiliki banyak penderitaan. Penderitaan yang membuat seseorang menjadi nelangsa dan sulit untuk bahagia dalam menjalankan kehidupan.

Untuk itulah, dengan memaknai tentang penderitaan yang dihadapi menjadi kunci penting menyelesaikan perkara ini. Perkara yang sering dibahas dan menjadi pertanyaan banyak orang untuk terbebas dari penderitaan. Namun, sebenarnya setiap manusia tidak lepas akan penderitaan.

Manusia akan terus dihantui oleh penderitaan yang mereka alami dan diperbuat sendiri. Oleh karena itu, perlu untuk kembali merumuskan tentang penderitaan yang dihadapi. Memang hal ini terkesan sulit untuk dirumuskan secara akurat dalam tulisan yang tergolong sederhana dan pendek. 

Akan tetapi, dengan adanya satu ide untuk memaknai semua penderitaan orang akan dapat kembali berjalan menghadapi kehidupan. Kehidupan di dalam penderitaan perlu digunakan dengan memaknai. Berani memaknai sebuah penderitaan artinya berani untuk tetap hidup dan menghadapi rintangannya.

Rintangan hidup dengan segala gejolak penderitaan tidak perlu untuk ditakuti. Musababnya, dengan memaknai penderitaan akan timbul suatu arti yang dapat membuat manusia mengenal diri. Dengan mengenal diri artinya dapat mampu menyelesaikan penderitaan.

Mengenal diri dan menyelesaikan penderitaan suatu kehidupan yang indah. Maka, dengan memaknai penderitaan kemudian mengenal diri dan kebahagiaan akan timbul. Sebab, dengan itu manusia mampu menggunakan akal pikiran dan hatinya untuk menjalankan kontradiksi-kontradiksi kehidupan. Demikian.

Selasa, 23 Mei 2023

Gak Enakkan itu Gak Enak


Dalam menjalankan kehidupan banyak hal mengharuskan diri menyesuaikan lingkungan. Menyesuaikan dalam artian untuk bisa memahami bagaimana bersikap di dalam lingkungan sosial. Bersikap untuk menjadi orang baik atau sebaliknya jahat. 

Oleh karena itu, munculah persoalan yang dapat kita ulas. Mengulas lebih pada konteks menjadi orang gak enakan atau bodo amat. Pertama, memasuki rumah gak enakan dalam menjalankan kehidupan sosial. 

Ada orang yang sering kita jumpai dalam menjalankan kehidupan ia merasa gak enakan pada orang lain. Hidup orang semacam ini lebih mementingkan atau mendahului kehidupan orang lain ketimbangan diri sendiri. Wabilhasil ia harus rela mengeluarkan energi atau material demi orang lain.

Akibatnya, secara pribadi ia akan terasa hidupnya demi orang lain. Dan, pedihnya ia akan terjebak pada siklus semacam memasuki neraka dunia. Neraka dunia yang dimaksud ialah terus dibodohi atau menjadi budak orang lain. Akhirnya sifat semacam ini dapat membuat diri seseorang gak enakkan. 

Untukitulah, ada satu tawaran dalam menjalankan kehidupan sosial yang mengasikan. Tawaran itu berupa menjadi seseorang bodoamat. Bodoamat untuk mendahului kepentingan orang lain lebih baik mementingkan kehidupan kita terlebih dulu.

Sebab, dengan mendahului kepentingan diri pribadi dulu dapat meningkatkan kebahagian. Kebahagian itulah nantinya membuat kita dapat sukses dalam menjalankan kehidupan. Maka, bersikaplah bodo amat atas apa penilaian orang lain terhadap diri.

Ketika seseorang sudah mampu untuk bersikap bodo amat, maka ia akan terbebas dari penjara pikiran. Penjara yang selama ini membuat seseorang menjadi bodoh dan dibodohi. Bebaskanlah dirimu dari sifat tidak enakan karena gak enak. Terapkanlah sebuah seni bersikap bodo amat.

Kehendak untuk Menyenangkan Semua Orang


Posisi yang rumit dalam menjalankan kehidupan bersosial adalah untuk dapat beradaptasi terhadap lingkungan. Sebagaimana dalam lingkungan banyak orang yang memiliki watak-watak berbeda. Watak berbeda itulah nantinya ada menimbulkan persoalan.

Persoalan semacam bagaimana kita dapat berinteraksi dan beradaptasi. Namun, nyatanya persoalan ini tidaklah mudah untuk dipraktekkan. Timbulnya persoalan dalam kehidupan sosial memang tidak bisa dipungkiri dari sulitnya menerima sebuah perbedaan.

Perbedaan untuk menjadi diri yang otentik dan apa adanya. Artinya, memang perlu kematangan dalam bersikap dalam diri. Ketika kematangan telah ditemukan, maka sikap otentik itu akan terbentuk.

Namun, jika melihat sebuah fenomena dalam jiwa manusia ada semacam kekhawatiran. Kekhawatiran itu seperti kehendak menyenangkan semua orang. Sebuah fenomena yang mengerikan sebenarnya.

Sebab, fenomena ini merupakan kerugian yang akan dirasakan oleh orang yang memiliki kepribadian demikian. Ia hidup dalam penjara pikiran untuk menyenangkan semua orang lain dan melukai diri sendiri. Dengan melukai diri sendiri itu dapat menurunkan tingkat kebahagian dan membuat penderitaan kepada diri sendiri.

Oleh sebab itulah, berhenti untuk menyenangkan semua orang lain sebuah langka tepat dan matang. Mereka yang menggunakan sikap demikian akan berhasil mendapatkan kesuksesan dan kebahagian di dalam lingkungannya. Seni bersikap tidak menyenangkan semua orang lain adalah hal yang menyenangkan. 

Menyenangkan karena hal ini lebih memprioritaskan diri terlebih dahulu ketimbang orang lain. Dan, hal ini justru akan dapat berguna ketika seseorang telah tuntas dengan dirinya sendiri dan melakukan manfaat kepada orang lain. Seni kehendak untuk tidak menyenangkan semua orang adalah rumus bahagia dan sukses.

Mengapa Kita Berfokus kepada Satu Titik?

Ketika kita melakukan sebuah kesalahan ada hal yang menjadi menarik untuk diulas. Mengulas persoalan yang menjadi biangkeladi persoalan hidup. Hal ini pula yang membuat seseorang merasa tertekan dalam menjalankan kehidupan. 

Tertekan dalam artian ia merasa dunia itu kosong dan putus asa. Sebab, ia hanya melihat satu titik kesalahan itu berulang-ulang. Sehingga, titik kesalahan itu membuat seseorang mengalami depresi atau ia tidak semangat menjalankan kehidupan.

Inilah menjadi titik fokus untuk diberikan sudut pandang yang indah. Dengan sudut pandang yang indah ini dapat memperselesaikan persoalan. Persoalan yang membuat seseorang merasa dunia tanpa ada arti dan maknanya. 

Sudut pandang indah itu untuk tidak memfokuskan ke satu titik yang dianggap membuat diri putus asa. Sebab, kehidupan itu sungguh luas dan indah dengan sudut pandang mengabaikan satu titik depresi itu seseorang dapat terbebas. Ia akan menjalankan hidup dengan santai dan menyenangkan. 

Maka, tak berlebihan untuk mengatakan kebebasan untuk mengabaikan salah satu titik kesalahan itu niscaya timbullah harapan baru. Memang jika dipraktekkan terbilang sulit. Akan tetapi, dengan melakukan kebiasaan dan latihan sudut pandang indah itu akan menjadi habits. 

Oleh karena itu, sudut pandang indah ini satu ide untuk melepaskan dari pertanyaan: mengapa kita berfokus ke satu titik itu? Titik yang membuat jengkel dan membuat tiada harapan dalam menjalankan kehidupan.

Sebuah seni dengan sudut pandang indah dan mengabaikan sebuah kesalahan dalam menjalankan kehidupan. Kehidupan yang dipenuhi kesalahan-kesalahan dan kegagalan. Kegagalan untuk tetap belajar dan memberikan makna dan artinya.

Jangan Masuk Lubang yang Sama

Kegelapan mengajarkan arti sesungguhnya kehidupan. Kehidupan bermacam-macam warna dan keunikannya. Keunikan ini membuat diri menjadi mengerti apa arti dari perjalanan menyusuri kehidupan.

Menyusurinya di ruang-ruang kegelapan yang tiada henti terus memukul telak diri. Namun begitu, ruang kegelapan itu membuat diri menjadi diri sendiri dan berani memaknainya. Memaknai kegelapan hati dan pikiran.

Oleh karenanya, persembahan tulisan ini bentuk dari satu keniscayaan catatan-catatan yang terus berputar pada memaknai. Memaknai sebuah alam pikir yang terkadang rumit nan sulit dimengerti. 

Pikiran yang terkadang menjebak seseorang untuk jatuh ke dalam kesepian dan kegelapan. Kegelapan yang terus menerus untuk menakuti langka ke depan. Langkah untuk tidak berani bermimpi dan punya cita-cita. Atau, bahasa zaman sekarang tetap berada di zona nyaman.

Musabab persoalan itulah menjadi kunci untuk membuka atau mendobrak kesialan itu. Dengan berani untuk memasuki pikiran jelek itu. Pikiran yang hanya ada ruang kegelapan dan kesepian.

Katakanlah sebuah keberanian untuk tidak terjebak di dalam lubang yang sama. Lubang yang berpusat pada pikiran negatif itu. Keluarkan dan lupakan pikiran negatif serta beralihlah kepada pikiran positif.

Pikiran yang tidak terjatuh atau jangan masuk ke lubang yang sama alias pikiran negatif. Hidup hanya sekali berilah makna yang berarti dan punya manfaat. Manfaat untuk tetap melangkah walaupun berat rasanya untuk keluar. Akan tetapi, di dunia ini tiada sesuatu hal yang mustahil ketika ada kemauan kuat.

Kehendak untuk Kebebasan

Kepada yang memiliki diri, mari menari bersama diri sendiri. Mari menari dengan leluasa dan kebebasan. Sebab, memang kehidupan adalah kebebasan untuk bertanggungjawab terhadap pilihan. 

Pilihan yang menentuhkan ke mana arah hidup yang ingin diperjuangkan dan dilayari. Tak perlu takut untuk berlayar ke samudra yang begitu luas. Membuang semua rasa takut pada ombak dan badai. 

Ketika masa-masa sulit berlayar jangan takut untuk menghadapi. Hadapilah dengan lapang dada. Ketika memang hal itu membuat kecemasan dan rasa takut. Peganglah hati dan pikiran lalu berkatalah, “Semua akan baik-baik saja sebab saya memiliki kecerdasaan.” 

Begitulah memang hidup ada masa-masa sulit untuk dihadapi. Menghadapi perlu keberanihan dan kepercayaan diri. Kepercayan diri untuk tetap berpegang teguh pada keyakinan diri sendiri. 

Namun, di hadapan kehidupan ketika mulai mengoyangkan ke teguhan dan mulai berantakan. Tak perlu bersedih dan berlarut-larut dan mulailah menata diri. Kemudian, tersenyumlah pada diri sendiri karena telah melangka sejauh itu. 

Biarlah kita tersenyum dan menari dengan leluasa. Sebab pula, hidup hanya sekali ciptakan arti dan kebermanfaatan. Jika ada orang menolak dan membangkangmu abaikan saja. Mereka tidak memiliki hak untuk mengontrol diri Anda.

Anda memiliki kebebasan dan memiliki masa depan yang diciptakan. Ciptakanlah sesuai dengan apa yang diingingkan. Ayola ucapkan, “Saya pasti bisa. Bisa melampaui kemustahilan dalam hidup ini.”

Membangun Harapan

Kesalahan-kesalahan yang telah diperbuat dan kegagalan yang menghadapiri hidup membuat seseorang putus asa. Putus asa untuk membangun kembali harapan baru di dalam dirinya. Telah kita alami atau telah kita rasakan satu momen ini yang amat pedih. 

Pedih karena memang ketika harapan itu runtuh kehidupan seolah kosong tanpa arti. Kehidupan yang hanya terlihat semacam kegelapan semata. Seolah hidup ini hanya isinya bajingan dan kesialan-kesialan saja.

Kehidupan semacam ini memang tidaklah menyenangkan hanya terdapat kesedihan dan luka. Luka yang terus membekas dan merobek-robek dada. Demikianlah satu kenaifan jika mengatakan harapan menjadi gagal itu biasa saja. 

Maka katakan sejujurnya bahwa kegagalan satu kesedihan mendalam dalam jiwa manusia. Jiwa yang menyimpan banyak sekali sesak-sesak di dada. Mari berjujur dalam diri serasa bersenyum dan sedih.

Namun, dalam hal ini pula sebuah risalah penting harus disampaikan. Risalah itu adalah membangun kembali harapan baru dan menyembukan luka dari harapan lama yang runtuh. Sebab, hidup adalah perjalanan yang selalu ada kejutan-kejutan tak terduga. 

Kejutan itulah yang membuat diri penasaran dan berani kembali untuk menatap keindahan dalam menjalankan kehidupan. Menikmati langka inilah diri menjadi bergairah dan tidak putus asa. Sebab itulah, beranilah menatap cahaya indah itu kembali dengan senyum ketulusan.

Senyuman yang tulus kepada dunia dan diri sendiri menjadi kunci penting untuk membuka harapan baru itu. Jangan mengutuk diri. Jangan putus asa. Hiduplah dengan berani dan santai saja. Cahaya itu masih ada dan terang seperti matahari yang bersinar indah.

Menertawakan Diri Sendiri

Jika kita melihat ke belakang atau masa lalu tentu terkandang akan mengutuk diri. Mengutuk diri dikarenakan banyak kesalahan-kesalahan yang dilakukan. Kesalahan itu bermacam jenisnya seperti pertemanan, percintaan, hubungan sosial, membentuk karir, dan seterusnya.

Ketika kesalahan itu terjadi terkadang kita kerap memarahi diri lalu tidak ingin memperbaiki kesalahan. Tentunya hal ini membuat diri semakin tidak berkembang dan memiliki nilai diri. Untuk itulah, peroblem intrapersonal menjadi tidak baik.

Intrapersonal menjadi tidak baik membuat diri selalu merasa rendah diri dan tidak percaya diri. Atau, ia akan mengutuk diri serasa menyakalan ketidakadilan dunia terhadap dirinya. Padahal, sudut pandang demikian tidaklah tepat. 

Sudut pandang yang menilai hanya dari perilaku-perilaku buruk semata. Demikian dikatakan sunggulah suatu kerugian semata jika hanya melihat dari sudut pandang itu. Oleh sebab itu, diperlukan keterampilan dalam memperbaiki kesalahan-kesalahan itu.

Salah satu caranya, yaitu dengan menertawakan diri sendiri. Cara sederhana agar tidak terlalu serius dalam menanggapi kesalahan-kesalahan masa lalu. Sebab, dengan menertawakan itu jiwa dan pikiran lebih tenang dan bahagia.

Terlebih lagi, dengan menertawakan diri sendiri artinya masih melihat dunia secara tidak serius. Kehidupan dalam artian sebuah leluconan semata dan perjalanan hidup. Untuk itulah, membuka ide untuk menertawakan diri sendiri ketika sepaneng dengan kehidupan langka elok dan cermat.

Lantas dengan begitu, pertanyaannya sudahkah kita menertawakan diri sendiri? Sudahkah kita tidak terlalu serius persoalan dunia? Mari merefleksikannya di dalam diri masing-masing.

Mengapa Engkau Melukai Diri Sendiri?

Hujan menetes ke bumi manusia. Tumbuhan mulai terlihat dengan indah karena bertumbuh dengan segar. Namun, hujan belum bisa menumbuhkan cahaya kecil di dalam hati ini.

Cahaya yang kini mulai redup dan menyimpan segudang luka. Luka yang teramat sakit dan sulit untuk diobati. Ke mana mencari obat itu agar hati segerah pulih dan berani mengarungi samudra kehidupan? 

Hati yang kusam dan pikiran yang kusut tidak tahu harus bagaimana lagi berpijak. Haruskah mencari ke tempat-tempat orang pintar itu. Akan tetapi, nyatanya telah banyak bertemu orang semacam itu tidak pula pulih sepenuhnya.

Kata banyak orang atau motivasi obatnya hanya ada pada diri sendiri. Ya, diri sendiri obat segala penderitaan tiada hentinya itu. Semogalah dapat segera pulih dan percaya pada kekuatan diri sendiri.

Namun, ada paradoks juga dalam kekuatan penyembuhan diri sendiri itu. Terdapat beberapa data yang mengungkapkan bahwa ada orang yang melukai diri sendiri. Sebab, ia justru tidak percaya pada diri sendiri dan membenci dirinya.

Membenci dikarenakan ia merasa menjadi manusia telah gagal dan buruk. Ia sepenuh hati setiap hari mengutuk dan memaki diri sendiri. Andai bisa dikatakan hal semacam ini bukankah merugikan diri sendiri? 

Untuk itu, mengapa engkau melukai diri sendiri? Sementara, banyak orang menginginkan hidup menjadi dirimu. Sebab, ada kemanfaatan kecil yang kamu tanamkan dan kamu pupuk. Cintailah dirimu sepenuhnya dengan sepenuh hati dan berbahagialah.

Senin, 22 Mei 2023

Hati-Hati Berbicara dengan Diri Sendiri

Bagaimana kita berbicara dengan diri sendiri? Apakah kita berbicara secara baik atau sebaliknya? Berbicara terhadap diri sendiri memanglah hal yang penting untuk diperhatikan. 

Sebab, berbicara dengan diri sendiri dapat membentuk perpektif terhadap diri sendiri. Perpektif itu tentang negatif atau positif. Ketika membentuk perpektif negatif  terhadap diri, maka yang akan terbentuk negatif. Begitu pula sebaliknya ketika membentuk dengan perpektif positif, maka yang akan terbentuk positif.

Untuk itulah, hati-hati berbicara dengan diri sendiri karena di sanalah sumber penderitaan dan kebahagian. Penderitaan diperoleh oleh perspektif yang keliru dan negatif terhadap diri. Sebaliknya, kebahagian diperoleh dengan perspektif yang tepat dan jernih melihat diri. 

Ketika melihat diri secara negatif artinya diri telah membuat diri hancur. Seseorang yang berpandangan demikian seolah-olah melihat dunia dengan kegelapan dan tanpa makna bersih. Ia selalu dihadapi dengan dunia bahwa dunia tepat sialan dan bajingan.

Ketika melihat diri secara positif artinya diri telah membangunkan pondasi kokoh dan bertumbuh. Seseorang yang berpandangan seperti ini melihat dunia memiliki arti dan makna. Ia selalu memiliki celah untuk bersyukur dan menikmati proses dalam kehidupan. 

Dengan demikian, patutlah untuk mengatakan berbicara dengan diri sendiri secara hati-hati dapat membuat seseorang bertumbuh. Bertumbuh dan memberikan manfaat untuk kehidupan. Berbahagialah untuk mereka yang mampu menjalankan hidup seperti itu.

Mereka yang mampu melawan dan menyelesaikan persoalan di dalam dirinya sendiri. Menyelesaikan segala kemungkinan-kemungkinan buruk di dalam diri. Tetap memandang diri secara objektif dan berbahagia dengan sudut pandang melihat diri secara positif.

Bagaimana Aku Bisa Menolong Orang: Sementara Aku tak Bisa Menolong Diri

Kemarin saya pintar, jadi saya ingin mengubah dunia. Hari ini saya bijaksana, jadi saya mengubah diri sendiri. - Jalaluddin Rumi.

Persoalan belakangan ini menjadi semakin rumit dan menarik untuk mengulasnya ketika berhadapan dengan idealis para anak-anak mudah. Idealis yang terus dipupuk dalam jiwa dan pikirannya. Mereka memiliki mimpi-mimpi besar dan memukau isi pikiran ketika berbicara tentang mimpi. 

Mimpi yang terdengar begitu besar dan menggelegar isi dunia. Ada yang bermimpi untuk membalikan keadaan dunia. Ada yang ingin mengubah kondisi pendidikan, merombak teknologi, dan membawa perubahan dalam lapisan masyarakat secara umum.

Begitu banyak mimpi-mimpi itu terdengar di telinga. Bukan hanya itu, mimpi itu juga semacam ada sihir kala diucapkan. Sihir yang membuat orang tertarik terus mendengar dan terus mendengar.

Namun, dalam hal ini pula terdapat paradoks yang nyata. Paradoks itu tentang mimpi yang terkadang dapat menjebak seseorang jatuh dalam lamunan jurang. Jurang kekecewaan dan jurang putus asa.

Sebab, seseorang mampu mengucapkan mimpi yang besar ketika mereka merasa pintar. Merasa ia mampu untuk merubah di luar dirinya terlebih dahulu dan begitu optimisme. Akan tetapi, ada satu kenyataan pahit yang mesti diungkapkan bahwa mimpi-mimpi besar itu layak diperjuangkan, tapi…. 

Di sinilah letak tapi itu, yaitu sebelum merubah atau memperbaiki di luar atau mimpi-mimpi itu tadi. Seseorang patutlah terlebih dahulu menyelesaikan diri sendiri terlebih dahulu. Menyelesaikan persoalan jiwa dan pikiran sendiri.

Setelah seseorang dapat keluar dan selesai dengan diri sendiri barulah mereka paham. Paham bahwa untuk merubah kondisi atau mimpi-mimpi tadi ia harus menolong diri terlebih dahulu. Setelah itu, baru dapat mewujudkan mimpi-mimpi itu tadi.

Oleh karena itulah, penting untuk lebih dekat dengan diri sendiri. Dekat artinya mampu memahami diri sendiri dan mengendalikan diri. Mengendalikan diri sendiri artinya dapat mewujudkan apa yang diinginkan.

Suara Kecil di Sudut Desa

Pada suatu malam, ada dua orang duduk dan ngobrol di warung persoalan perkuliahan. Tentang bagaimana kuliah itu sendiri dan bagaimana kehidupan kuliah. Kehidupan yang dipertanyakan oleh salah satu di antara dua orang tersebut.

Lantas salah satu itu melanjutkan pertanyaan, mengapa kuliah itu penting dan sangat diperlukan? Apakah kuliah memang mengasyikan dan membuat orang dapat sukses? Apakah kuliah dapat membuat seseorang bahagia dan mudah mendapatkan pekerjaan? 

Pertanyaan-pertanyaan yang dilontarkan itu oleh salah satu seorang tamatan SMP dan orang desa. Saat ini ia memiliki dua anak kecil dan kehidupan yang sederhana. Dengan pertanyaan itu ia ingin punya mimpi agar anaknya dapat kuliah juga seperti orang yang ditanyakannya.

Namun, dalam pertanyaan itu juga ia melanjutkan persoalan biaya yang memang perlu diperhitungkan. Baginya, kuliah memang sangatlah idamannya, tapi satu sisi persoalan ekonomi. Terlihat dari raut wajahnya sedikit melankolis ketika berbicara persoalan ekonomi. 

Dari sudut desa ini percakapan itu terus berlanjutkan dan dijawab oleh salah satu orang yang berkuliah. Dan, ia menjawab bahwa kuliah sebenarnya mengesankan dan membahagiakan. Ia juga mengatakan bahwa sebenarnya kuliah itu hanya untuk merubah sudut pandang seseorang dalam melihat dunia. 


Dalam artian sederhana kuliah menuntut seseorang dapat berpikir secara mandiri. Mandiri dalam bersikap dan berperilaku. Juga berani menghadapi kehidupan yang dipenuhi oleh paradoks-paradoksnya.


Sebabnya, dari sudut desa itu percakapan sederhana dan diskusi kecil membawa suasana bahagia. Menumbuhkan suatu kebajikan di dalam hati kedua orang tersebut. Sekaligus pula membawa harapan akan kebaikan di masa akan datang.

Jangan Membuang Mimpi

Sulit untuk membayangkan betapa hidup tanpa arti dan maknanya ketika seseorang tidak memiliki mimpi. Mimpi yang didasari oleh hati dan pikiran untuk mencapai suatu tujuan. Tujuan yang telah dirancang sedemikian rapi dan terstruktur.

Akan tetapi, dalam kenyataan hidup ada saja hambatan-hambatan yang menghalangi mimpi itu. Baik itu berasal dari diri sendiri maupun dari luar diri sendiri. Ketika sesuatu itu telah terjadi, maka akan banyak menimbulkan putus asa terhadap kehidupan.

Inilah problem penting untuk menarik diri agar lebih jelih melihat suatu keadaan dan kenyataan. Kenyataan yang memiliki lika-likunya sendiri dan kepahitan begitu sakit. Kenyataan memang suatu keadaan yang tidak bisa diprediksi sesuai kehendak diri.

Kehendak diri untuk mengontrol kenyataan hidup merupakan suatu kekejaman atas diri sendiri. Lantas akan menyakiti diri berulang kali. Begitu hal itu terjadi akan menimbulkan satu kekosongan dalam batin dan pikiran.

Demikianlah suatu kenyataan hidup yang memang kejam jika tidak melihatnya secara hati-hati. Dalam peribahasa jawa mengatakan eling lan waspodo. Suatu keadaan diri yang harus bersikap hati-hati dan cermat dalam menjalankan kehidupan.


Telah banyak bertemu keadaan demikian yang membuat diri semakin sakit. Sebabnya kembali lagi,  dalam membentuk dan menumbuhkan mimpi itu mesti hati-hati dan cermat. Ketika sesuatu tidak dilakukan dengan cermat akan masuk ke jurang putus harapan.


Oleh karena itu, jangan membuang mimpi tanpa ada penjernih pikiran. Teruslah bermimpi walaupun telah masuk dalam jurang putus harapan. Strategi baru bisa diterapkan kembali dan menanamkan kembali di dalam jiwa ini.

Menempatkan Dunia di Bawah Kaki

Dunia dengan segala persoalan dan permainanya membuat banyak hasrat untuk melampauinya. Melampaui untuk memegang erat tentang kekayaan, tahta, status, dan sebagainya. Dunia menarik manusia untuk terus bermain-main dalam game umur. 

Dunia seolah mengajak manusia satu persatu membawa ke mana arah sesungguhnya mereka akan berpijak. Berpijak tentang mengapa mereka hidup dan ke mana mereka membawa diri di dunia ini. Seperti sebuah permainan yang memang dunia telah sediakan.

Ketika manusia telah bermain dengan dunia ia telah mengenal banyak hal di dalamnya. Di dalam itu berupa status sosial, tahta, kekuasaan, dan gemerlap dunia lainnya. Gemerlap yang memang telah disediakan guna untuk terus memainkan game-game tersebut. 

Game-game itu memang tidak biasa ia dapat membuat manusia bisa menjadi bintang, setengah manusia, manusia, malaikat, dan iblis. Sebab, game ini membuat manusia masuk di tiga inti kehidupan pikiran, hati, dan nafsu. Bagaimanapun game ini sesuai dengan manusia itu sendiri bagaimana ia memainkan.

Manakala game dengan hati ia akan menggunakan perasaan untuk empati. Empati melahirkan sikap sosial dan memberikan manfaat untuk kehidupan. Manfaat itu dapat membuat manusia menjadi manusia berhati malaikat.

Sementara, manakala game dengan pikiran ia akan menggunakan dengan kejernihan pikiran. Kejernihan pikiran itu membawa manusia kepada kebajikan hidup. Kebajikan menuntut manusia menjadi pribadi yang elok dan becik.

Lain halnya dengan nafsu ketika ia bermain di game dunia ia akan mengantarkan kepada keruntuhan. Keruntuhan untuk dalam hal moral dan ketidakadilan. Ia menuntun manusia untuk menjadi manusia bersifat iblis.

Oleh karena, bagaimanapun dunia dengan gamenya tidak perlu memusingkannya. Yang diperlukan hanya bersikap biasa-biasa saja dengan segala gemerlap kemewahan. Beri saja dunia tempat di bawah telapak kaki.

Kehampaan yang Membunuh

Dengarkanlah nyanyian kehampaan malam. Nyanyian yang akan siap membunuh dengan sadis dan tajam. Risalah tulisan yang tak pernah berhenti dan padam.

Kini di lorong-lorong kegelapan dan kesepian menemui apa itu tentang kesedihan. Kesedihan yang membawa diri pada satu kekosongan jiwa. Tulisan-tulisan yang termuat adalah kehampaan dan keputusasaan. 

Di dunia ini tak akan pernah ada kedamaian. Sebab, jiwa-jiwa telah digadai oleh suatu kepahitan perkembangan zaman. Zaman telah membawa seseorang pada satu kengerian.

Orang-orang saling menonjolkan diri dengan sikap arogan. Sikut menyikut sudah menjadi hal biasa pada zaman sekarang. Apalagi soal membunuh karakter dan fisik sudah menjadi hal biasa.

Oleh karena itu, zaman telah berkembang dan kita dipaksa untuk menonton kekonyolan. Akhirnya di zaman saat ini hanya ada soal kehampaan semata. Kehampaan yang membunuh di tengah-tengah kesepian kehidupan ini. 

Apalagi hal yang mesti kita cari soal kedamaian di dalam jiwa ini? Sementara, zaman telah begitu menakutkan dengan perkembangannya. Ia siap menerkam dan membunuh siapa saja. 


Zaman telah begitu membawa alur cerita kehidupannya dengan pola-polanya sendiri. Ia menyeret seseorang kepada kehampaan dan kesepian tiada henti. Kesepian yang membawa diri pada penyesalan-penyesalan.


Ke mana kita akan bermungkin di zaman kehampaan ini? Ke teknologi yang menjadi rumah kehampaan dan kepahitan. Soal ini jangan tanyakan bagaimana akan terbebas dari rasa keputusasaan dan kehampaan yang membunuh. Pulang.

Minggu, 21 Mei 2023

Jangan Mau Redup Oleh Debu Kecil yang Menempel

Redup dalam melihat diri membuat suatu pikiran merasa putus asa. Putus asa dikarenakan banyak problem yang belum tuntas terhadap diri sendiri. Untuk itu, penting untuk mengenal terlebih dahulu diri sendiri. 

Dengan mengenal diri sendiri redup dalam diri atau putus asa akan kembali bertemu harapan. Harapan inilah yang membuat seseorang akan ada gairah dalam menjalankan kehidupan. Ketika ada gairah dalam diri, maka muncul keinginan-keinginan yang ingin dituju. 

Keinginan itulah yang menuntut seseorang untuk tetap bertumbuh dan berkembang ke arah yang lebih baik. Berkembang secara baik artinya seseorang dapat membuat perubahan dalam diri dan lingkungannya. Perubahan dalam lingkungan membuat seseorang memiliki nilai atau manfaat dalam dirinya.

Ketika seseorang memiliki nilai artinya ada suatu keunikan dan nilai jual dalam dirinya. Maksud nilai jual di sini ia ada kontribusi positif terhadap lingkungannya. Manakala ia memiliki kontribusi positif akan dipandang oleh masyarakat sebagai panutan.

Namun, dalam posisi ini ada fenomena menarik ketika seseorang telah menjadi panutan masyarakat ada kesalahan kecil membuat dirinya dipandang rendah dan hina. Manakala telah dianggap rendah dan hina seseorang itu akan merasa pencapaian seolah-olah sia-sia. Ketika pandangan rendah terhadap diri telah merasuki diri perlu ada strategi untuk kembali bangkit dan membuat kontribusi lagi.

Strategi itu bernama jangan mau redup oleh debu kecil yang menempel. Dalam hal ini ia harus memiliki mindset untuk self love dan menerima diri sendiri apa adanya. Sebab, tidak semua manusia sempurna pasti ada kekurangan dan kesalahan.

Oleh karena itu, bangkit dan abaikan debu kecil yang menempel dalam diri. Hanya dengan begitu dapat kembali mencintai diri sendiri. Setelah itu, mau berkembang dan bertumbuh kembali untuk menyongsong kehidupan lebih baik.

Dunia Terus Berputar

Tetaplah hidup dan bergerak dengan keyakinan penuh bahwa Anda dapat menjalankan kehidupan dengan bahagia. Meskipun kepahitan datang bertubi-tubi dan kedewasaan mengajarkan arti kepahitan tidak apa-apa. Demikianlah hidup memiliki lika-likunya sendiri. 

Jangan mau menyerah begitu saja menghadapi hidup. Meskipun di depan ada badai besar dan ketakutan luar biasa. Tetaplah teguh dan berdiri tangguh tanpa ragu sedikitpun untuk tetap mengarungi kehidupan ini. 

Jangan takut pada ketakutan itu sendiri hadapilah dia dengan penuh cinta. Juga katakan pada diri sendiri amorfati ga katakan dalam diri dengan penuh keyakinan amorfati dan jasagen. Terimalah takdir dan jangan mau takluk begitu saja dengan tadkir.

Memang terkadang dalam takdir kehidupan terdapat bermacam masalah dan penyesalan. Sekaligus juga dapat membuat di putus asa dan menyerah dengan kehidupan ini. Akan tetapi, dunia tetap saja berputar dengan indah dan manusia tetap menjalankan kehidupannya.

Patutlah dalam hal ini Anda perlu bergegas pula untuk bangkit ketika putus asa itu datang. Temukan atau ciptakan kebahagian dalam diri yang dapat membuat Anda tetap menjalani kehidupan. Niscaya akan ada hal yang tidak terduga menghampiri diri Anda.

Juga seyogyanya untuk mengatakan terimalah dirimu apa adanya dan cintai sepenuhnya. Hal itu akan membuat Anda menjadi orang yang berharga. Mungkin pula dengan hal itu dapat membuat perubahan dalam hidup Anda dan lingkungan.

Mengatakan ini bahwa Anda adalah orang yang memiliki nilai. Ketika ada nilai, maka di sana terdapat keindahan. Keindahan mengantarkan kepada keelokan dan kebahagian hidup. Jangan mau jadi pengecut berdirilah kembali dan ciptakan terobosan baru. Sebab, dunia tetap berputar dan kehidupan terus berjalan.

Biarkan Saja Mereka Menertawakanmu

Tidak usah diambil hati ketika seseorang menertawakanmu dengan sikap merendahkan. Teruslah berjalan dan bertumbuh perlahan-lahan. Bertumbuh dengan perlahan dapat membuat Anda dapat mengerti apa itu artinya memiliki nilai dalam diri.

Terlebih lagi jangan pedulikan omongan dan perkataan negatif orang lain. Terus saja bersikap bodo amat dan abaikan saja omong kosong mereka. Bersikaplah dengan tenang dan berani untuk melawan mental lemah. 

Mental yang membuat Anda terlihat menyedihkan dan terabaikan. Untuk itu, dengan berani bersikap bodo amat dan terus menjalankan kehidupan penuh dengan gairah. Gairah yang dapat membangkitkan semangat untuk menjadi petarung dan pemenang.

Petarung yang dapat menaklukkan kelemahan dan ketidakberdayaan diri sendiri. Ketika bisa menaklukan diri sendiri artinya Anda telah menang. Apa saja cita-cita yang ingin dicapai akan didapatkan.

Tumbuhkanlah mental petarung dan temukan mental itu di dalam diri Anda. Hanya dengan mental petarung Anda dapat mengerti perjalan dan arti kehidupan. Layak diperjuangkan hidup ini dengan segala konsekuensinya masing-masing.

Ketika Anda berani mengambil tanggung jawab dari konsekuensi itu berarti Anda orang hebat. Sebab, ia berani menaklukan ketakutan-ketakutan di dalam pikiran. Pikiran yang penuh dengan kekacauan dan negatif.

Oleh karena itu, tidak berlebihan dengan mental petarung Anda dapat mengabaikan omong kosong orang lain. Juga dapat membuat Anda terlihat lebih berwibawa dan bersahaja. Peganglah pendiri untuk mengabaikan tertawaan, hinaan, dan omong kosong orang lain. Bersinarlah dengan cara elegan dan berikanlah yang terbaik pada diri serta lingkungan. Sekian.

Revolusi Alam Bawah Sadar

Apa yang engkau pikirkan itulah akan terjadi. Pikiran yang negatif akan membuat diri menjadi negatif. Ketika pikiran negatif menghampiri perilaku dan tindakan akan membuat perkara buruk.

Tidak berlebihan mengatakan untuk tetap belajar berpikir positif dan berpikir dengan bijak. Pikiran itu akan menentukan ke mana arah dan tujuan hidupmu. Ke arah yang lebih baik atau sebaliknya ke arah yang buruk. 

Oleh karena itu, pikiran positif akan membuat diri menjadi positif. Tentunya hal itu dapat membuat diri menjadi lebih baik dan terus berkembang. Dengan berkembang menuju ke arah lebih baik tentu akan ada manfaat yang akan diberikan diri kepada lingkungan.

Melalui revolusi alam bawah sadar pikiran positif dapat bertumbuh. Revolusi itu semacam self love dan mendominasikan dari pikiran negatif. Revolusi untuk menyingkirkan pikiran negatif yang membuat diri tidak berkembang dan membuat depresi.

Untuk itulah, melalui revolusi alam bawah sadar orang akan mendapatkan kebahagian. Kebahagian melalui cara berpikir terhadap diri sendiri secara tepat dan benar. Ketika itu dilakukan akan ada saja keberkahan-keberkahan yang akan menghampiri.

Baik itu keberkahan karir, kebaikan terhadap lingkungan, dan rezeki lainnya. Patutlah mengatakan kembali revolusi alam bawah sadar sangatlah bermanfaat untuk menumbuhkan kembali harapan. Harapan untuk menjadi orang yang berguna dan bermanfaat. 

Gunakanlah sebaik mungkin pikiran alam bawah sadar dan hati-hatilah berbicara dengan diri sendiri. Sebab, ketika hal negatif yang muncul ke alam bawah sadar tentu hal itu membuat diri menjadi buruk. Ketika hal positif yang muncul ke alam bawah sadar tentu diri akan berkembang menjadi pribadi yang lebih baik.

Membuang Rasa Malu

Rasa malu membuat diri menjadi ciut dan tidak percaya diri. Ini membuat seseorang tidak berani berkembang dan bertumbuh. Untuk itu, mengakibatkan diri menjadi orang yang tidak memiliki nilai di dalam diri. 

Membuang rasa malu pada porsinya demi menampakkan kepercayaan diri membuat seseorang dapat bertumbuh. Bertumbuh mencapai apa yang diinginkan dalam tujuan hidupnya. Penting untuk membuang rasa malu ke tempat yang paling jauh. 

Sehingga dengan membuang rasa malu meyakinkan diri bahwa apa yang ingin dicapai dapat terwujudkan. Akhirnya dengan terwujud menimbulkan sesuatu kebahagian di dalam diri. Kebahagian diri dapat mengantarkan seseorang pada nilai.

Nilai itu berupa kebermanfaatan diri pada lingkungan di sekitarnya. Nilai yang dapat dipandang seseorang memiliki kontribusi positif terhadap lingkungannya. Dengan begitu, seseorang dapat memberikan makna positif terhadap dirinya.

Namun, terlepas pada hal di atas tadi perlu kembali lagi mengatakan untuk menumbuhkan kepercayaan diri memang tidaklah mudah. Kepercayaan diri perlu dilatih dan rasa malu mulai dikikis lalu dibuang. Hanya dengan kepercayaan diri seseorang dapat menemukan potensi terbaik dalam dirinya. 

Potensi terbaik dalam diri telah dianugerahkan oleh Tuhan melalui kepercayaan diri. Kemudian, potensi terbaik tidak akan bertumbuh ketika rasa malu masih melekat dan menjadi kebiasaan hidup. Kebiasaan rasa malu itulah yang menghambat seseorang memiliki potensi terbaik dalam dirinya.

Tidak berlebihan memberikan pernyataan dengan kepercayaan diri seseorang dapat menempuh pelajaran hidup yang menantang dan menarik. Sebab, kepercayaan diri adalah aurah positif dan memiliki kharismatik. Kharismatik itulah yang membuat seseorang terpesona dan terpikat.

Seng Penting Yakin

Keyakinan terhadap diri sendiri memanglah tidak mudah. Ia memerlukan proses dan latihan dengan keseriusan. Latihan yang mengantarkan pada keyakinan bahwa diri bisa melampaui ketidakmampuan.

Penting untuk memiliki keyakinan dalam diri dikarenakan dengan itu seseorang dapat meraih apa yang diinginkan. Terlebih lagi, keyakinan itulah yang membuat seseorang tetap tumbuh dan berkembang. Keyakinan memiliki magnet yang sangat kuat terhadap optimisme.

Optimisme artinya berani hidup dan menjalankan setiap tantangannya. Tantangan yang tidaklah mudah untuk dijalankan dan ditaklukan. Dengan keyakinan seseorang mampu berjalan di atas jalan terjal dan mampu beradaptasi.

Tumbuhnya keyakinan itu pada diri sendiri dan berani untuk merangkulnya. Merangkul keyakinan dan membuang ketidakyakinan terhadap sesuatu hal yang dirasa sulit. Penting untuk itu tetap berpegang teguh terhadap keyakinan dan potensi diri. 

Seng penting yakin satu frasa yang sering diungkapkan banyak orang. Namun, tidak banyak orang memiliki makna utuh dan mampu menjalankannya. Untuk itulah mari berpegang pada keyakinan diri bahwa Anda istimewa dan hebat.

Istimewa karena memiliki akal dan hati guna meraih keyakinan pada diri sendiri. Anda terlahir dan hidup untuk memiliki mantra seng penting yakin terhadap suatu aktivitas atau tugas. Laksanakan tugas dalam hidup dengan penuh gairah dan pantang menyerah.

Hanya dengan keyakinan penuh Anda memiliki kemampuan dan potensi yang akan muncul. Setelah itu segalanya yang ingin dicapai akan terwujud. Peganglah prinsip yakin terhadap diri sendiri dan rangkullah keyakinan itu dengan penuh cinta. Demikian.

Sosial Media dan Muslihatnya

Sosial media membuat kehidupan seseorang menjadi semakin terpojok. Terpojok dikarenakan melihat seseorang satu sama lainnya memamerkan kehidupan pribadi mereka. Ada yang memamerkan prestasi, karir, percintaan, dan kehidupan mewah. 

Melihat kehidupan seseorang di media sosial membuat seseorang membandingkan kehidupannya dengan yang lain. Membandingkan kehidupan itu dapat membuat seseorang iri atau bisa menjadikan dirinya tidak sebaik orang yang dilihat di media sosial. Akibatnya menimbulkan self improvement terhadap diri sangat buruk.

Dengan self improvement yang buruk seseorang akan terus merasa tidak menerima dirinya sendiri. Justru ia memilih untuk menjadi orang lain yang menurutnya lebih bahagia dan bernasib baik. Pandangan semacam ini terus terjadi di dalam fenomena dewasa ini.

Oleh karena itu, penting untuk membuka pintu media sosial ini dikarenakan banyak hal yang perlu dipikir kembali. Ya, media sosial dan kehidupan di dalamnya belum tentu sepenuhnya indah yang dipikirkan kita. Ada hal-hal yang disembunyikan oleh orang lain di balik pintu media sosial.

Seseorang yang memamerkan pelbagai kemewahan atau hal yang bersikap menonjolkan diri justru ada pintu buruk. Pintu itu berupa untuk berpura-pura bahagia padahal belum tentu demikian. Ia hanya melihatkan sisi baik saja di media sosial di dalam kehidupan nyata justru ada problem dilematik pada dirinya.


Untuk itulah, media sosial justru membuat pertanyaan; Apakah media sosial benar-benar membuat seseorang terlihat begitu bahagia? Apakah benar sepenuhnya yang ditampilkan di media sosial benar begitu adanya?


Saya kira media sosial hanya tampilan luar saja. Media sosial menyimpan banyak penipuan terhadap diri atau muslihat belaka. Muslihat agar terlihat baik-baik saja padahal justru orang tersebut sedang bergelut mencari validitas orang lain. Justru hal itu menimbulkan kerugian pada dirinya sendiri.

Kuda-Kuda Pikiran dan Hati


Kuda-kuda mesti di posisi yang tepat dikarenakan dengan itu tubuh akan kuat dan tegap. Begitu dunia persilatan diajarkan hal utama adalah kuda-kuda yang matang dan tepat. Ketika hal itu beres persoalan lain akan beres pula.

Sama halnya dengan pikiran dan hati ia memerlukan posisi yang tepat dan benar. Ketepatan memposisikan pikiran dan hati suatu hal yang dapat membuat ketenangan hidup. Dengan ketenangan segala persoalan dapat diselesaikan hanya dengan pikiran dan hati yang tepat.

Mari menganalogikan pikiran ini seperti sedang mengendarai motor. Ketika Anda mengendarai motor posisi sentral adalah Anda bukan penumpang. Anda lah pihak yang dapat mengendalikan motor bukan orang lain.

Sebab, apabila Anda fokus kepada penumpang akan mengakibatkan kejadian kecelakan. Kecelakan disebabkan oleh pengaruh luar yang  merasuki pikiran Anda. Untuk itulah, perlu pengendali diri dalam pikiran bahwa Anda lah yang dapat menuntut kemana arah dalam tujuan hidup.

Melalui ketepatan pikiran dan hati hidup akan terasa menyenangkan. Tentunya dengan menyenangkan hidup akan menjadi bahagia dan berwarna. Akibatnya kemanapun Anda berada akan terlihat seperti orang positif.

Namun demikian, untuk memasuki dunia ketepatan pikiran dan hati diperlukan latihan. Latihan layaknya kuda-kuda persilatan tadi. Harus bersabar dan terus berlatih sepanjang hari.

Sederhanya latihan itu dimulai seperti menyederhanakan hal yang rumit. Melalui sudut pandang yang luas dan jernih. Salah satu latihannya dapat dengan mengasah kemampuan berpikir seperti membaca buku dan menulis. Sementara latihan ketepatan hati bisa dengan beribadah atau meditasi.

Orang Lain Juga Tidak Sempurna

Anda tidak berhak mengutuk dan menyalahkan dirimu terus menerus atas apa yang telah terjadi. Jika pun di masa lalu Anda memiliki kesalahan dan kegagalan anggap saja hal itu sebagai hal biasa. Jangan terlalu melebihkan sesuatu dan mengkhawatirkan sesuatu yang terjadi.

Terus saja berjalan dan menjalani kehidupan dengan gembira. Kendati, penderitaan selalu menghampiri diri Anda dan menampar berulang kali pada diri. Tidak apa-apa hidup memang berjalan demikian ada sedih sebaliknya ada bahagia pula.

Tetaplah tersenyum pada diri katakan, “Saya berharga dan saya mampu melewati setiap rintangan”. Juga katakan bahwa Anda berbahagia walaupun kepahitan dan orang-orang menjauh dari Anda. Jangan terlalu berharap lebih pada manusia dikarenakan sumber kekecewaan terletak di sana.

Bismillah dan kuatkan diri Anda untuk tetap menghadapi kehidupan ini dengan tangguh dan penuh tanggung jawab. Jangan takut walaupun dunia begitu berantakan dan sialan. Walaupun orang-orang membenci Anda jangan ambil pusing abaikan saja.

Sebab, di dunia ini tidak ada orang yang benar-benar sempurna. Setiap orang memiliki kekurangan masing-masing dan itu bukan suatu aib. Sebaliknya kekurangan adalah loncatan kepada diri agar lebih baik lagi ke depan. 

Temanku yang sedang sedih dan tersenyum kalian berharga dan istimewa Tuhan ciptakan. Jangan sia-siakan cipta dari sang Tuhan dengan penyesalan dan tidak mencintai diri sendiri. Cintailah dirimu sepenuhnya dan jangan ambil pusing apa kata orang terhadap diri Anda.

Dunia terus berjalan dan bergerak begitu pula dengan Anda terus bertumbuh. Katakan kepada diri ketidaksempurnaan bukanlah penghalang untuk bertumbuh dan berbahagia. Katakan dunia adalah hal biasa dan saya akan taklukan dengan tekad kuat dan kemaun yang kuat pula. Bismillah.

Yang Sudah ya Sudahlah

Biarlah yang berlalu dan telah terjadi begitu adanya. Jangan ambil pusing sesuatu yang telah terjadi dan ambil pelajaran dari setiap peristiwa. Baik itu peristiwa pahit dan kebahagian. 


Sebab, yang sudah berlalu tidak akan pernah kembali ia akan tetap begitu adanya. Hanya saja bagaimana diri dapat memposisikan diri dan melihat dari sudut pandang yang berbeda. Sudut pandang yang dapat merubah kepahitan menjadi kebahagian.


Tuhan mesti sudah memiliki rencananya masing-masing dalam setiap takdir yang terjadi. Hambanya adalah ciptanya sendiri pasti memiliki kehendaknya mengapa Anda mengalami peristiwa tertentu. Semua atas kehendak dan keinginannya. 


Oleh karena itu, tetap percaya dan pandang secara positif atas kehendak yang diinginkan olehnya. Jangan terlalu mengkhawatirkan tentang takdirnya. Terimalah takdir itu dengan lapang dada dan penuh cinta.


Meskipun isi dari itu semua kepahitan-kepahitan yang sulit untuk diterima. Namun, ada saja sesuatu yang menguatkan diri Anda bahwa dapat mencintai diri apa yang terjadi. Pejamkan mata dan cintai diri Anda sepenuhnya.


Hanya dengan mencintai diri akan menemukan kekuatan diri kembali. Kekuatan itu akan menuntut Anda pada kesuksesan dan kebahagian. Kebahagian yang sebelumnya tidak pernah Anda perkirakan. 


Demikian dapat dikatakan lupakan dan abaikan yang menyakitkan. Jika ada yang dapat diambil hikmah ambil dan jadikan pembelajaran. Hanya dengan mengabaikan sesuatu yang menyakitkan akan menemukan ketentraman diri.

Cintailah Tugasmu

Dalam mengerjakan sesuatu hal diperlukan cinta. Ketika sesuatu hal itu dikerjakan dengan cinta maka prosesnya akan menyenangkan. Dengan proses yang menyenangkan pekerjaan dilakukan itu dapat hasil memuaskan.


Ketika hasil yang memuaskan datang maka kebahagian akan tiba. Peganglah prinsip untuk mencintai apapun yang dikerjakan. Hanya itu dapat membuat Anda memiliki gairah menjalankan kehidupan.


Jalankan kehidupan apaadanya jangan menyerah begitu saja. Sebab, ada orang yang mencintaimu menunggu keberhasilanmu. Keberhasilan yang dapat memuaskan batin dan pikirannya.


Semoga dengan prinsip cintailah apapun yang Anda kerjakan dapat membuat hati bergembira. Bergembira menerima apapun tugas yang ada di dunia ini. Tugas yang terus tanpa ada habisnya.


Memang begitulah dunia tiada habisnya tugas-tugas yang diberikan. Hanya saja bagaimana posisi kita dalam mencintai pekerjaan itu semua. Cintailah pekerjaanmu sebagaimana engkau mencintai dirimu sendiri. 


Pepatah lama mengatakan tanpa cinta hidup tak berwarna. Demikian pula dengan tugas atau pekerjaan tanpa cinta ia takkan terselesaikan. Cinta adalah obat sekaligus kekuatan tanpa tandinganya.


Kekuatan cinta itu akan selalu menemani Anda dikala sedih maupun bahagia. Cinta adalah cahaya dalam kegelapan kehidupan. Pun cinta adalah warna-warni kehidupan yang bervariasi.

Mengeluh Tidak Akan Menyelesaikan Apa-apa

Jangan mengeluh berlebihan ketika berada di titik paling rendah dalam hidup. Jangan pula bersedih berlebihan ketika berada di titik paling rendah dalam hidup. Jalani saja hidup sebagaimana dunia mestinya berjalan.


Dunia memang begini adanya terdapat penderitaan masing-masing dalam hidup. Namun begitu, jangan kalah dengan penderitaan. Justru sebaliknya taklukan penderitaan dengan kemauan dan kepercayaan diri.


Memang tidak mudah untuk menaklukkan sebuah penderitaan di dalam hidup. Akan tetapi, selama ada keyakinan hidup akan benar-benar indah dan menyenangkan. Sebab, Tuhan memang memberikan anugerahnya tanpa disangka-sangka.


Ciptakan kekuatan diri bersama kepasrahan diri kepada Tuhan dan berusaha. Berusaha untuk dapat mampu menjalankan hidup sebagaimana mestinya. Jalani kehidupan dengan kegembiraan dan cintailah hidupmu apa adanya. 


Ketika telah bisa mencintai kehidupan artinya telah menerima diri apa adanya. Ketika menerima diri apa adanya kebahagian akan tiba. Ucapkan mantra, “Saya mencintai diri saya apa adanya dan sungguh mencintainya”. 


Kembali lagi, ucapkan mantra ini pula: “Saya tidak akan mengeluh terlalu berlebihan dikarenakan itu tidak menyelesaikan masalah”. Masalah akan terselesaikan dengan kelapangan hati dan kemauan yang tinggi.


Ingat dan ciptakan alam bawah sadar ada orang menunggu kesuksesanmu, yaitu orang tua dan yang mencintaimu apa adanya. Berbahagialah mulai saat ini tatap masa depan dengan optimis. Dan jalani hari ini dengan optimisme dan kebahagiaan di dalam diri. Bismillah.

Jalan yang Tidak Kita Ketahui

Kegelapan yang membawah diri pada jurang-jurang kekosongan batin dan pikiran. Merana pilu dalam kesendirian tanpa tahu pasti ke mana arah tujuan hidup ini. Hilang bersama kegelapan dan bersama kelelahan batin luas biasa.


Jalan yang tak pernah kita ketahui kemana arah semestinya kehidupan ini akan dipajaki. Terkadang sikap pesimisme datang dan memukul telak pikiran dan batin. Malang sekali hidup semacam ini tidak tahu mau bagaimana mengendalikan diri.


Akankah perjalanan ini sampai pada keinginan itu atau semua akan hilang begitu saja. Berdiam menatap sekujur tubuh yang tidak lagi istimewa. Rasa sakit di sekujur tubuh yang terlihat baik-baik saja.


Namun, sayang semua bungkus keindahan tubuh terdapat luka yang amat perih dan sakit. Sakit yang terkadang menyerang tiba-tiba tanpa permisi terlebih dahulu. Ini seperti seorang yang datang ke rumah untuk maling dan membunuh majikannya.


Segala persoalan kehidupan yang tidak mampu lagi untuk dimaknai. Hanya ada kegelapan dan kekosongan batin. Siapa yang datang dan pergi tidak perlu lagi dihiraukan atau dipedulikan. 


Kini hanya mencoba bersikap pasrah dan mengandalkan keinginan sendiri. Kelak semoga dengan itu dapat terbebas dari rasa pahit penderitaan batin yang luar biasa ini. Mencoba kembali menumbuhkan harapan di tengah kegelapan dan putus asa.


Siapa yang datang akan memberikan uluran tangan dan memberikan dorongan itu? Kiranya hal itu sudah hilang semuanya. Hanya dapat mencoba bangit dengan sendirinya setalah terjatuh sampai sakit sekali rasanya.

Ciptakan Tujuan Agar Hidup Ada Makna

Terkadang dalam hidup seseorang akan kehilangan arah hidup. Ia seperti orang linglung dan kebingungan. Ia mencari jati diri seolah sedang ada guncangan hati luar biasa. 


Ketika kehilangan arah tujuan itu menghampiri semuanya jadi seperti hidup tanpa makna. Hidup yang tiada memiliki makna dan mimpi-mimpi indah. Kegelapan yang terus menghampiri dan memukul diri.


Penting pada kondisi ini seseorang harus kembali pada diri sendiri. Kembali untuk menyembuhkan segala kesengsaraan batin dan pikiran. Hanya melalui itu ia mencoba berdamai dengan diri sendiri.


Keruwetan yang terjadi dalam pikiran dan batin menggunakan teknik berdamai dengan diri sendiri bisa mengobati. Mengobati luka-luka yang membekas dalam sanubari di dalam diri. Yang selama ini menjadi tempat penderitaan dan kehilangan arah tujuan.


Semoga dengan berdamai dengan diri sendiri muncul harapan dan tujuan hidup. Tujuan yang menghantarkan pada makna-makna indah untuk tetap berjalan dan mengarungi kehidupan. Kehidupan yang penuh akan teka-teki.


Melalui ada tujuan hidup seseorang dapat memecahkan dan melewati rintangan teka-teki itu sendiri. Keberanian dalam melewati rintangan adalah kehebatan di dalam diri seseorang. Ia menjadi istimewa ketika ada keberanian.


Tumbuhlah tujuan hidup agar ada makna yang akan digapai. Jangan pedulikan kegagalan, kekecewaan, dan kesedihan yang membuat putus asa. Lakukan saja apa yang dapat membuat Anda memiliki tujuan hidup dan arah kehidupan.

kit itu Berasal dari Diri Sendiri

Pernahkah kita bertanya tentang sakit misalnya, “Mengapa saya sakit hati dengan perkataan dia?” Persoalan sakit ini menjadi isu penting untuk dibahas di tengah kehidupan bermasyarakat. Kehidupan yang terkadang memiliki bermacam keunikan setiap orang.


Terkadang dalam kehidupan bermasyarakat kita menjumpai bermacam persoalan hubungan interpersonal. Hubungan yang terkadang membuat seseorang sakit dan bermusuhan diakibatkan perkataan tidak mengenakan dari orang lain. Sehingga timbul rasa sakit yang teramat dalam di hati.


Poin inilah menjadi titik fokus bagaimana menyelesaikan rasa sakit itu. Sederhananya rasa sakit itu dapat diobati dengan diri sendiri. Sebagaimana diri sendiri dapat mengontrol terkait rasa sakit itu.


Maksud lebih jelasnya ketika seseorang ada melontarkan perkataan yang tidak mengenakan atau menyakitkan kita. Kita dapat mengontrol untuk tidak dimasukan hati atau mengabaikan saja perkataan itu. Pada titik inilah seseorang mau memasukan rasa sakit itu atau justru mengabaikan saja.


Dengan menggunakan trik dan strategi demikian seseorang dapat membuat hidup jauh lebih ringan. Ia tidak terlalu peduli terkait perkataan buruk orang terhadap dirinya. Sebab, ia telah mengetahui mana yang bisa dikontrol dan tidak bisa dikontrol.


Sesuatu yang bisa dikontrol adalah bagaimana respon kita terhadap perkataan buruk tersebut. Artinya bagaimana persepsi kita dalam memandang perkataan buruk tersebut. Perkataan itu adalah pandangan orang yang tidak bisa kita kontrol.


Sementara sesuatu yang tidak bisa dikontrol adalah persepsi orang atau perasaan seseorang terhadap kita. Maka pada konteks ini ketika ada perkataan buruk atau menyakitkan abaikan saja. Sebab, lahirnya rasa sakit itu berasal dari diri kita sendiri.

Menari dengan Rasa Sakit

Menarilah dengan rasa sakit yang dalam itu dan dengan rasa tawa lepas. Sebab, jalan kehidupan yang membuat terkadang putus asa. Putus asa dikarenakan bermacam rasa sakit tersimpan di dada. 


Lihatlah di dalam dada kita yang tersimpan bermacam luka-luka belum usai sembuh. Ia membuat semakin perih tiada bisa diampuni oleh air mata saja. Rasa sakit terus hinggap entah sampai kapan ia akan menghancurkan sang pemilik tubuh itu.


Sang pemilik tubuh berteriak dan tertawa untuk menopang rasa sakit amat luar biasa. Sakitnya bagaikan luka-luka silet di sekujur tubuh yang disirami air jeruk. Bayangkan betapa sakit yang terasa di dada itu.


Kini sang pemilik badan hanya berjalan dan menelusuri hidup dengan senyum kepalsuan. Kepalsuan untuk menutupi luka-luka yang sulit untuk disembuhkan dengan obat apa pun. Sebab, ini luka yang tidak nampak atau terlihat.


Malang teramat malang melihat sekujur luka yang tersimpan di dada ini. Luka-luka yang hanya bisa dilihat dan dirasakan diri sendiri. Diri sendiri mengetahui betapa luka itu mengerikan dan semakin mengerikan.


Luka itu menjelma bak ketakutan-ketakutan yang tidak pernah disangka-sangka. Ia terus menakuti sepanjang hari dan sepanjang waktu. Sampai sang pemilik tubuh membenci atau mengutuk diri sendiri.


Sang pemilik tubuh sulit untuk berdamai dengan diri sendiri. Berdamai atas apa yang telah terjadi dan menjadi masa lalu. Masa lalu yang menyimpan segudang penyesalan, kekecewaan, kesedihan, dan rasa sakit.

Kunci Kesuksesan itu Bernama Kedisiplinan

Ada peribahasa yang mengatakan pelan-pelan asal kelakon. Berjalan pelan bukan berarti terlambat untuk mencapai suatu tujuan. Akan tetapi, dengan pelan-pelan kita dapat berhati-hati dan konsisten dalam mengejar tujuan tersebut.


Memang jika melihat orang telah sukses terlebih dahulu memang membuat diri menjadi down atau iri. Namun, dengan siasat kedisiplinan dan pelan-pelan dalam mengerjakan sesuatu hal dapat mencapai tujuan pula. Inilah namanya kunci kesuksesan ada pada kedisiplinan.


Kedisiplinan artinya seseorang yang mampu mengendalikan dirinya untuk tetap tenang. Tenang dalam segala cobaan yang ada atau gempuran di luar sana tentang kemewahan. Dengan kedisiplinan seseorang dapat membuat kemajuan dan tumbuh perlahan.


Tumbuh perlahan-lahan akan menambah dan menggunung. Ini penting untuk memahami suatu proses dalam hidup dan belajar. Belajar bukan soal kecepatan atau sejenisnya.


Justru dalam pelajaran hidup selalu yang ditekankan adalah kedisiplinan dan pelan-pelan. Kunci itu akan membuat langka yang besar dikarenakan dengan sesuatu hal yang kedisiplinan akan kecil secara terus menerus. Sehingga hal itu dapat membuat terobosan perlahan-lahan seperti halnya menabung. 


Telah banyak diperhatikan orang-orang besar dan sukses berawal dari kedisiplinan dan perlahan-lahan. Mereka melihat kunci itu tentang bagaimana dapat membuat diri tetap tenang dan disiplin agar tercapai goalnya. Kunci itu telah banyak dipraktikkan banyak orang lain pula.


Demikian dapat dikatakan bahwa hanya dengan kedisiplinan kita memiliki kekuatan dan terobosan besar dalam hidup. Teruslah pegang yang dinamakan kedisiplinan agar mampu sukses pula. Dan kedisiplinan pula membuat diri menjadi bahagia.

Berani Berbuat Berani Bertanggung Jawab

Berani Berbuat Berani Bertanggung Jawab


Segala sesuatu yang dilakukan memiliki resiko baik itu tentang kebaikan maupun keburukan. Dalam kehidupan setiap orang melakukan sesuatu hal baik yang berpotensi kebaikan maupun keburukan. Ketika hal itu dilakukan tentu seseorang perlu memiliki sikap yang bertanggung jawab terhadap perilaku. 


Seseorang yang berani bertanggung jawab artinya ia orang hebat. Sebab, ia mampu menerima segala yang dilakukan. Ia menerima resiko-resiko tersebut karena memang kehendak yang telah diperhitungkan.


Oleh karena itu, penting memiliki kesadaran bahwa apapun yang kita lakukan ada resiko. Resiko itulah yang dapat menghantarkan kesadaran tentang kedewasaan. Kedewasaan bahwa kehidupan adalah tentang resiko yang perlu kita pertanggungjawabkan. 


Hanya orang dengan mental kuat dan hebat berani menerima resiko dan bertanggung jawab. Ketika telah memiliki perilaku demikian seseorang dapat dikatakan orang bijaksana. Bijaksana karena telah menerima diri apa adanya tanpa ada kemunafikan di belakangnya. 


Maka dengan slogan, “Berani berbuat Berani bertanggung jawab”, merupakan suatu kekuatan. Kekuatan pada sikap lebih dewasa dan berani mengarungi kehidupan. Kehidupan yang penuh resiko-resiko dan tantangan masing-masing. 


Lebih lagi, slogan tersebut magnet untuk kita lebih berhati-hati dalam kehidupan. Hal itu agar terhindar dari jebakan-jebakan maut dalam kehidupan. Sebab itulah, penting kembali untuk mempertimbangkan setiap keputusan baik dan buruk.


Hanya dengan mempertimbangkan sesuatu hal itu seseorang dapat berjalan di kehidupan lebih bahagia dan nyaman. Ketika hal itu didapatkan tentunya ketenangan batin akan diperoleh. Ketenangan batin diperoleh maka kehidupan lebih berwarna.

Setiap Mawar Ada Durinya

Setiap kehidupan ada sisi gelap dan terang. Terang karena hidup penuh kebahagian dan dikelilingi oleh cinta. Gelap karena hidup penuh dengan penyesalan dan kekosongan hati atau putus asa.


Setiap melihat kehidupan orang terasa indah dan mungkin terasa ingin menjadi seperti mereka. Akan tetapi, benarkah di dalam kehidupan mereka apa hanya ada kehidupan bahagia saja? Mungkinkah di dalam mawar mereka ada juga duri-duri kesedihan juga? 


Dalam melihat kehidupan terkadang kita hanya melihat sisi-sisi kebahagian orang saja. Kita tidak melihat sisi gelap dalam hidupnya yang mungkin sedang mereka tutupi. Dan, yang mungkin penderitaannya lebih berat dari yang kita perkirakan. 


Dunia memang tempat  penderitaan tiada henti. Ia menyusuri tempat-tempat di lubuk hati manusia. Mungkinkah dunia memberikan satu tamparan agar mengerti menjadi dewasa. 


Sulit membayangkan dan merasakan betapa pilu di masa remaja yang dijalani. Banyak penyesalan, putus asa, dan rasa sesak tanpa henti yang menghampiri manusia. Realitas menampar begitu keras dengan kemauannya sendiri. 


Berjalan pada kesendirian di tengah kumpulan mawar kehidupan. Mawar-mawar yang ada duri-duri yang menghampirinya. Menusuk setiap pejalan yang menghampiri di tengah keindah mawar dan keharumannya.


Mawar kehidupan yang mengajarkan arti keindahan, tapi ada duri yang terselip di sana. Begitu hidup terlihat indah dan mempesona sayangnya terdapat lukisan luka di belakangnya. Benarkah dunia ini layak untuk dijalankan kembali?

Bertumbuh di Tengah Ketakutan



Hembusan angin malam di desa dan senandung nyanyian malam bersenandung. Aku melihat diri dengan segenap perasaan terbuka dan memahaminya. Aku tidak terlalu banyak bicara dengan diri terlalu keras melainkan dengan kelembutan.


Kelembutan diri agar bisa menerima diri apa adanya. Baik itu bersifat kekurangan maupun kelebihan di dalam diri ini. Memang berat mengakui semua kelemahan di dalam diri.


Terlebih lagi, ketika menulis ini umur sudah beranjak dewasa. Ya, aku bertumbuh satu tahun lagi dan sedikit ada tetes air mata turun di pipi. Sembari air itu menatap kekurangan diri dan belum mampu membahagiakan orang terdekat. 


Rasanya pedih mengakui bahwa diri begitu lemah dan tak berdaya. Melihat diri belum mampu memberikan yang terbaik untuk diri sendiri dan orang tua. Apalagi melihat diri sudah di semester tua yang belum tamat-tamat.


Hah. Begitu menyebalkan melihat segala kekurangan diri di tengah fase bertumbuh satu tahun. Terkadang timbul pertanyaan, “Apakah aku bisa melalui kehidupan ini?” Aku merasakan satu kepahitan hidup yang tidak pernah aku duga sebelumnya.


Aku memiliki ketakutan luar biasa sepanjang waktu di tengah fase bertumbuhku. Aku takut tidak dapat membahagiakan kedua orang tuaku yang kian sudah tua. Aku takut mengecewakan seperti masa laluku dahulu kala.


Di masa-masa bertumbuh satu tahun ini aku ini meminta kepada Tuhan. Meminta agar dikuatkan diri dan diberikan keberanian diri. Berani menatap masa depan yang abu-abu atau bisa dikatakan begitu gelap.

Maaf Aku Juga Babak Belur


Hampir diriku kehilangan segala harapan. Harapan tentang keberanian untuk menjalankan kehidupan. Kesedihan datang hampir setiap hari tanpa pandang bulu. Seperti ingin membunuh diri ini.


Sekarang aku hanya seorang diri dan kesepian. Hanya berteman dengan buku-buku dan tulisan ringan. Hampir semua aktivitas dahulu kala tak membuat diriku senang kembali. Bagaikan kehilangan seluruh kekuatan dalam diri.


Maaf aku juga babak belur dalam menjalankan kehidupan ini. Aku juga tidak mengetahui mengapa luka dalam dada begitu luar bisa. Ia menakutkan sekali jika dilihat dan hampir membunuh diri. 


Jujur saja dunia yang aku jalani seperti kosong. Kosong tanpa memiliki makna dan tujuan ini semua menakutkan diriku sepanjang hari. Aku hanya bisa mencoba berdamai dengan diri sendiri. 


Namun, semua itu sulit untuk aku terapkan dalam kehidupan ini. Begitu sakit sekali jika melihat seluruh apa yang aku rasakan. Sepanjang hari aku mengurung diri dalam kamar dan rasanya takut untuk keluar melihat dunia.


Dunia di mataku kini seolah-olah gelap dan tidak ada cahaya. Ini sungguh tidak pernah aku duga sebelumnya bahwa akan sepahit ini menjalankan kehidupan. Jujur aku memiliki ketakutan luar biasa dalam pikiran ini.


Pikiran ini seolah-olah menakutkan sekali. Ia ingin melihat diriku tersungkur dan jatuh babak belur. Sungguh aku kehilangan harapan yang telah aku bangun dahulu kala. 


Aku ingin melihat diriku seperti dulu yang memiliki energi dan menyongsong kehidupan yang lebih baik dan berarti. Aku merindukan kehidupanku yang penuh dengan keberanian dan kepercayaan diri. Sungguh aku merindukan kehidupan itu bukan babak belur seprti ini.

Harapan, Bunga, dan Putus Asa


Hidup terus saja bergerak maju. Maju dengan segenap harapan-harapa manusia. Manusia dengan segala nestapa di dalam hatinya menyimpan bunga-bunga indah. Bunga yang ingin dijadikan manusia sebagai keindahan di dalam dirinya.


Ketika bunga harapan itu tumbuh mekar manusia menjadi bahagia. Sebab, bunga itu menutupi luka-luka dan kesalahan pada masa lalu. Masa yang terus mengerogoti jiwa dan putus asa.


Namun demikian, dalam kehidupan selalu saja ada harapan dan tujuan. Tujuan yang menghantarkan manusia pada penyembuhan luka. Tak berlebih mengatakan tetap saja hidup dan miliki harapan.


Walaupun masa lalu itu tidak seindah seperti bunga. Percayalah masa kini dan masa depan selalu ada saja harapan dan bunga yang baru. Untuk itu, tidak perlu bersedih atau putus asa secara berlebihan.


Dengan berlarut-larut dalam kesedihan seseorang dapat memupuskan umur dan harapan. Padahal waktu terus berjalan dan umur terus bertambah. Orang-orang silih berganti bertumbuh, menciptakan harapan, dan meninggal.


Hanya saja bagaimana kita hari ini tetap bertumbuh atau berlarut-larut di dalam kesedihan tanpa ujung itu? Agaknya penting untuk mengatakan harus tetap berani menyongsong masa depan dengan gembira. Pun berani untuk tetap berproses dan menikmati setiap langkah perjalanan hidup. 


Hal ini sendiri agar dalam perjalanan hidup ada warna dan keindahan. Keindahan di dalam jiwa dan nilai dari tubuh seseorang. Hanya dengan itu seseorang dapat dikatakan sebagai orang yang bertanggung jawab pada diri sendiri.  








Selasa, 16 Mei 2023

Ombak-Ombak Sore

Ombak sore terus bernyanyi dengan lantunan sucinya. Setiap orang dengan bahasa tubuhnya menikmati dari atas bukit. Mereka menyaksikan ombak dan cahaya indah langit di sore hari. 


Suara ombak di sore itu juga dipadukan dengan suara manusia yang sedang bercengkrama. Bercengkrama sembari  menikmati dan bercerita tentang kehidupan masing-masing. Hal ini tentunya membuat hidup semakin memiliki warna dan keindahannya.


Keindahan dari sisi lain kehidupan yang memiliki pelbagai problematik. Mungkin memang dengan menikmati keindahan alam dapat sedikit mengobati luka-luka dari kehidupan. Luka yang menggerogoti dari ketidaknyamanan dalam menjalankan kehidupan.


Oleh karena itu, menikmati keindahan alam salah satu bentuk mensyukuri kehidupan yang pelik. Kehidupan yang membawa manusia berisik dalam pikirannya sendiri.  Alam menawarkan untuk menjernihkan pikiran dan hati yang sedang berantakan.


Mungkinkah hal ini yang melatarbelakangi Tuhan menciptakan alam kepada manusia. Agar manusia senantiasa dapat bersyukur dan menjalankan kehidupan dengan berlapang dada. Sekaligus juga agar menjalankan hidup dengan penuh optimisme dan mencintainya.





Mencintai Tragedi Kehidupan

Hujan baru saja berhenti di Jogjakarta. Aku seorang mahasiswa semester tua duduk sendirian di pojok angkringan. Menatap kendaraan melintas di sepanjang jalan tugu.


Aku diam-diam tersenyum melihat itu semua. Namun, jauh di lubuk hati yang paling dalam terdapat tangisan tanpa henti. Ia mempertanyakan ke mana kehidupan ini akan dibawah? 


Ia kebingungan menentukan langka selanjutnya ke mana arah hidup ini. Ia berperang melawan pikiran yang kusut tanpa henti. Isi pikirannya membawa kepada kesalahan masa lalu dan masa depan yang gelap.


Jujur hatinya penuh gunda gulana. Kebingungan tanpa henti dan kekosongan hati tanpa tujuan. Benar saja hatinya kini penuh kesesakan. Sakit.


Kesakitan yang tidak pernah disangka-sangka lagi. Andai ia meletakan kesakitan itu mungkinkah orang akan bisa kuat? Jujur saja luka itu teramat pedih tanpa henti dan terus bercucuran. 


Ingin sekali rasanya terbebaskan dari penderitaan batin dan pikiran itu. Akan tetapi, ia kesulitan untuk melepaskan rasa sakit itu semua. Ia meminta tolong pada orang lain, tapi itu semua muskil. 


Sebab, hanya diri sendirilah yang dapat menyembuhkan itu semua. Diri sendirilah yang harus siap menerima takdir dan mencintai sepenuhnya. Mencintai setiap luka dan tragedi kehidupan.


Jangan menolak setiap luka itu semua. Terima setiap luka sebagai dari perjalan hidup. Memang tidaklah mudah untuk menerima itu. Namun, hidup tetap harus dilanjutkan dan dicintai. 



Aku tak Sama Lagi

Di Kota Jakarta itu aku terdiam di dalam kos. Rupanya aku sudah menjadi anak pendiam bukan main. Aku orang baru di Jakarta. Lebih lagi, di l...