Minggu, 21 Mei 2023

Bertumbuh di Tengah Ketakutan



Hembusan angin malam di desa dan senandung nyanyian malam bersenandung. Aku melihat diri dengan segenap perasaan terbuka dan memahaminya. Aku tidak terlalu banyak bicara dengan diri terlalu keras melainkan dengan kelembutan.


Kelembutan diri agar bisa menerima diri apa adanya. Baik itu bersifat kekurangan maupun kelebihan di dalam diri ini. Memang berat mengakui semua kelemahan di dalam diri.


Terlebih lagi, ketika menulis ini umur sudah beranjak dewasa. Ya, aku bertumbuh satu tahun lagi dan sedikit ada tetes air mata turun di pipi. Sembari air itu menatap kekurangan diri dan belum mampu membahagiakan orang terdekat. 


Rasanya pedih mengakui bahwa diri begitu lemah dan tak berdaya. Melihat diri belum mampu memberikan yang terbaik untuk diri sendiri dan orang tua. Apalagi melihat diri sudah di semester tua yang belum tamat-tamat.


Hah. Begitu menyebalkan melihat segala kekurangan diri di tengah fase bertumbuh satu tahun. Terkadang timbul pertanyaan, “Apakah aku bisa melalui kehidupan ini?” Aku merasakan satu kepahitan hidup yang tidak pernah aku duga sebelumnya.


Aku memiliki ketakutan luar biasa sepanjang waktu di tengah fase bertumbuhku. Aku takut tidak dapat membahagiakan kedua orang tuaku yang kian sudah tua. Aku takut mengecewakan seperti masa laluku dahulu kala.


Di masa-masa bertumbuh satu tahun ini aku ini meminta kepada Tuhan. Meminta agar dikuatkan diri dan diberikan keberanian diri. Berani menatap masa depan yang abu-abu atau bisa dikatakan begitu gelap.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Aku tak Sama Lagi

Di Kota Jakarta itu aku terdiam di dalam kos. Rupanya aku sudah menjadi anak pendiam bukan main. Aku orang baru di Jakarta. Lebih lagi, di l...