Apa yang seharusnya kita tulis dalam tulisan kali ini? Tulisan yang baru saja kita buka jendelanya. Sebab, selama ini terkurung dalam kamar yang pengap nan tak mengenakan. Benar selama ini tak pernah keluar dalam kata-kata yang bebas dan yang menenangkan pikiran.
Tuan, mari kita mulai kembali membuka jendela tulisan. Menulis apa yang seharusnya ditulis dan apa adanya. Tanpa perlu kita kembali pada ruang-ruang yang memenjarakan pikiran. Kita menulis dengan bebas dan menari-nari bersama kata-kata.
Kata-kata yang selama ini mulai padam dalam diri semestinya harus dihidupkan kembali. Hal ini seperti menghidupkan obor di depan rumah yang hampir mati. Ya, perumpamaan itu mengingatkan kita pada masa-masa kecil di desa. Di desa pada waktu masih kecil tiada listrik hanya ada obor-obor.
Begitulah ibarat katanya kita memulai menulis dengan perasaan dan pikiran. Dengan keadaan zaman yang membingungkan ini tulisan hanya seperti motor yang silih berganti berlalu. Banyak tulisan-tulisan bertaburan di dunia ini.
Namun, begitulah dengan hidup ini banyak orang yang selama ini menjengkelkan seperti halnya tulisan berita-berita politik belakangan ini. Muskil untuk menatap kedamaian batin dan pikiran. Sebab, begitu banyak peperangan, penderitaan, dan kekecewaan terhadap kehidupan di dunia.
Walaupun begitu, tuan, kita harus hidup dalam kemandirian. Siap untuk menerima segala informasi yang sudah begitu banyaknya di dunia ini. Di dalam penampakan segala kengerian itu masih terdapat satu pesan kedamaian.
Kedamain itu bagaimana kita bebas untuk memilih jalan ketenangan batin. Oh, ya, dengan apa melakukan itu semua? Dengan merasakan penderitaan lalu memaknai itu secara sederhana saja. Dan, mencoba menarik senyum di pipi bahwa dunia memang begini adanya. Maka menulis dengan jendela baru ini untuk kembali menemukan kebahagian di dalam diri yang beberapa dekade mulai padam. Demikian.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar