Angin malam berhembus ke utara. Dan, nyanyian malam baru saja akan diputarkan. Nyanyian tentang kesunyian dan kesepian dengan alunan roda kehidupan manusia. Kehidupan yang penuh pertanyaan dan mencari makna-makna dari itu semua.
Pada malam hari ini kita akan membuka nyanyian bernama hasrat untuk diakui. Sebuah frasa yang sering dilontarkan orang-orang mengenai dalam menjalankan kehidupan. Ya, ada banyak orang-orang yang ingin diakui dalam menjalankan hidup.
Sering dalam menjalankan kehidupan kita tidak jarang menemuhkan bahwa orang melakukan sesuatu untuk hasrat diakui. Sebuah fenomena lama yang telah terjadi dalam kehidupan sehari-hari. Namun, cukup menarik untuk membahas persoalan ini kembali.
Marih kita buka kembali lembaran itu: mengapa orang memiliki kecenderungan hasrat untuk diakui? Sederhananya, hal ini dikarenakan kita “belum” mampu untuk bersandar pada keikhlasan dan ketulusan. Dalam menjalankan kehidupan manusia memang tidak luput akan pengakuan atau diakui dalam banyak aspek pekerjaan.
Wabilkhasil, itu membuat manusia menjadikan diri menjadi sombong dan saling menaruk status sosial. Padahal, hasrat untuk diakui hanyalah sebuah keinginan dalam diri yang itu bersifat sementara. Oleh karenanya, pertanyaan dilontarkan kembali: untuk apakah hasrat untuk diakui ketika menjalankan sebuah pekerjaan?
Kalau pada maknanya kita akan menemuhkan sebuah titik makna yang bersifat sementara. Lebih eloknya lagi bagaimana jikalau kita mengerjakan suatu pekerjaan tidak untuk diakui? Menurut hemat tulisan ini, itu lebih menjadi suatu keindahan dan kebahagian.
Pada intinya dalam menjalankan suatu pekerjaan. Lakukan saja dengan berusaha tulus dan ikhlas niscaya akan ada hal berbeda ditemukan. Ya, suatu kebahagian dan ketenangan di dalam batin serta pikirian.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar