Posisi yang rumit dalam menjalankan kehidupan bersosial adalah untuk dapat beradaptasi terhadap lingkungan. Sebagaimana dalam lingkungan banyak orang yang memiliki watak-watak berbeda. Watak berbeda itulah nantinya ada menimbulkan persoalan.
Persoalan semacam bagaimana kita dapat berinteraksi dan beradaptasi. Namun, nyatanya persoalan ini tidaklah mudah untuk dipraktekkan. Timbulnya persoalan dalam kehidupan sosial memang tidak bisa dipungkiri dari sulitnya menerima sebuah perbedaan.
Perbedaan untuk menjadi diri yang otentik dan apa adanya. Artinya, memang perlu kematangan dalam bersikap dalam diri. Ketika kematangan telah ditemukan, maka sikap otentik itu akan terbentuk.
Namun, jika melihat sebuah fenomena dalam jiwa manusia ada semacam kekhawatiran. Kekhawatiran itu seperti kehendak menyenangkan semua orang. Sebuah fenomena yang mengerikan sebenarnya.
Sebab, fenomena ini merupakan kerugian yang akan dirasakan oleh orang yang memiliki kepribadian demikian. Ia hidup dalam penjara pikiran untuk menyenangkan semua orang lain dan melukai diri sendiri. Dengan melukai diri sendiri itu dapat menurunkan tingkat kebahagian dan membuat penderitaan kepada diri sendiri.
Oleh sebab itulah, berhenti untuk menyenangkan semua orang lain sebuah langka tepat dan matang. Mereka yang menggunakan sikap demikian akan berhasil mendapatkan kesuksesan dan kebahagian di dalam lingkungannya. Seni bersikap tidak menyenangkan semua orang lain adalah hal yang menyenangkan.
Menyenangkan karena hal ini lebih memprioritaskan diri terlebih dahulu ketimbang orang lain. Dan, hal ini justru akan dapat berguna ketika seseorang telah tuntas dengan dirinya sendiri dan melakukan manfaat kepada orang lain. Seni kehendak untuk tidak menyenangkan semua orang adalah rumus bahagia dan sukses.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar