Senin, 10 Januari 2022

Sejarah ditangan Rakyat Kecil

Sejarah ditangan Rakyat Kecil 
 
Dari banyaknya literatur sejarah, posisi rakyat kecil selalu terjepit oleh kepentingan para penguasa. Sejarah telah membuktikan dengan sendirinya rakyat kecil selalu menjadi tumbal kepentingan para penguasa. Padahal para penguasa ini hannyalah sekumpulan manusia, tapi nafsunya amat luar biasa tak terkira. 
 
Kita dapat tilik dalam beberapa dekade ini, masih saja terdapat peperangan antar negara. Namun, lagi-lagi yang menjadi tumbal dari peperangan itu rakyat kecil. Bagaimana dengan mereka para penguasa ketika mendengungkan peperangan? Mereka posisinya ada di atas kasur yang mewah, makan enak, dan bermain dengan sewaan pelacur ataupun germonya. 
 
Peradaban seolah-olah ditelah dipecundangi oleh mereka-mereka ini. Ketika mereka mendengungkan peperangan, mereka mengatakan lagi pada sejarah saya adalah pahlawan, saya adalah orang yang berjasa pada peradaban, dan bla, bla, bla...
 
Padahal kita mengetahui mereka ini hanya sekumpulan orang-orang hina, orang-orang pengecut, dan orang-orang yang tak tahu malu. Apakah kita mesti catat mereka dalam kertas-kertas kehidupan kita? Lalu kita menertawakan mereka dalam setiap tulisan-tulisan kita. 
 
Ah; rasanya kita mendapatkan angin segar dari surga, angin yang menghapuskan mereka dalam catatan sejarah yang telah terukir sebelumnya.  Sebagaimana yang diklaim dalam catatan itu sebagai manusia dewa. Itu hanya sebuah bualan sejarah semata. Bukankan ada ungkapan yang mengatakan, sejarah ditulis oleh pemenang? 
 
Maka kita rubah saja saat ini, sejarah yang ditulis pemenang itu kini telah dilucuti dan dibuang ke lautan. Mereka telah tenggelam dalam lautan dan tak terlihat lagi. Mereka telah hilang dalam sejarah, juga telah raib disapu ombak lautan. 
 
Sudah saatnya pula rakyat kecil berkuasa, sudah saatnya juga rakyat kecil menendang orang-orang segelintir ini jika macam-macam muslihatnya. Rakyat kecil adalah rajanya dari segelintir manusia yang sok berkuasa itu. Bukankah kita selama ini telah jemu terhadap perilaku para penguasa yang senaknya bertingkah laku? 
 
“Saat ini sejarah telah berbalik arah, rakyat kecillah sebagai pencatat sejarah peradaban.”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Aku tak Sama Lagi

Di Kota Jakarta itu aku terdiam di dalam kos. Rupanya aku sudah menjadi anak pendiam bukan main. Aku orang baru di Jakarta. Lebih lagi, di l...