Senin, 10 Januari 2022

Kebijaksanaan November

Kebijaksanaan November
 
Seperti tahun-tahun sebelumnya hujan membuka pintu November dengan gemuruh airnya sedari pagi hingga malam hari. Kedai-kedai yang biasanya ramai kini tenggelam dalam kesunyian bersama air hujan. Jalanan yang biasanya macet kini hanya ada beberapa kendaraan saja melintas. 
 
Pohon-pohon yang rindang di pinggiran jalan juga ikut memeriahkan awal bulan November. Pohon memeriahkan dengan menjatuhkan beberapa helai daun ke jalan. Jalanan saat ini banyak berserakan dedaunan, begitu memanjakan mata melihatnya.
 
November di buka dengan kesunyian bersama hujan dan dedaunan yang jatuh. Begitu sejuk hati dan pikiran memasuki bulan November ini.  November melepaskan manusia dari bising-bising kehidupan kontemporer. Berbahagialah bersama November dan kata sambutannya yang sepi nan sunyi itu.   
 
Manusia benar-benar ingin dibuat oleh November untuk sedikit meneduhkan hati dan pikirannya. Agar ia sedikit dapat mengontrol kehidupan yang fana serta bernilai menjatuhkan diri sendiri itu. Sedikit banyak November mempunyai nilai-nilai filosofinya yang ingin ia tawarkan pada manusia.
 
Apakah November sebegitu bijaknya punya ajaran-ajaran tertentu itu? November memang tidak sebijak Desember yang mempunyai rangkuman nilai  setiap lakon manusia dari beberapa bulan belakang yang telah dijalankan. Tapi, November mempunyai kebijaksanaan tersendiri yang ingin ditawarkan kepada manusia.
 
Apa itu kebijaksanaannya? November menawarkan kebijaksanaannya kepada manusia sebelum memasuki bulan Desember maupun menutup satu tahun lakon hidupnya, ia menawarkan untuk menjalankan di bulannya dengan penuh kesejukan berpikir dan kelembutan hati. 
 
Bersama kondisi cuaca yang sejuk dan sunyi November meyakini manusia akan dapat mengenal hakikat kehidupan, dan perjalanan umat manusia yang semestinya. Ia meyakini itu dikarenakan ketika cuaca sejuk dan sunyi manusia benar-benar dalam keadaan bercakap-cakap pada diri sendiri. Sebuah tawaran kontemplasi, November menawarkan itu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Aku tak Sama Lagi

Di Kota Jakarta itu aku terdiam di dalam kos. Rupanya aku sudah menjadi anak pendiam bukan main. Aku orang baru di Jakarta. Lebih lagi, di l...