Gunung Prau, agaknya menyimpan ingatan mendalam bagi siapa saja yang pernah berkunjung ke sana. Bukan tanpa sebab, mengapa Gunung Prau ini membuat orang terngiang-ngiang akan ingatan sewaktu berkunjung ke sana. Ingatan tentang jejak langka yang menyatu dengan alam ini semacam tinta pena yang menulis di kertas dengan kata-kata indah yang terus mengalir dan sulit untuk dihentikan.
Barang tentu, inilah ingatan paling indah sepanjang jejak langka mengarungi di tahun 2020 dalam kehidupan saya. Sebagaimana menyaksikan keindahan alam yang tiada dapat dituntaskan dengan bahasa apa pun perihal untuk menjelaskan keindahan dari gunung Prau tersebut. Mulai dari keindahan bunyi alamnya, angin, sabana, panorama, kesunyian malam, kabut pagi, pepohonannya, bunga, dan semacamnya.
Kilas balik akan ingatan itu, manakala ketika kaki melangka pada pagi hari mata ter manjakan dengan panorama gunung Sindoro, Sumbing, dan sunrise. Maha lengkap pada saat itu keindahannya, sampai-sampai ucapan bahasa indah itu terucapkan dalam hati, “Fabiayyi Ala Irobbikuma Tukadziban.” Sungguh, inilah keindahan pancarona negeri di atas awan yang diberikan oleh ia Rabb sang pencipta alam semesta.
Kemudian, saya masih ingat betul, kenyamanan ketika berada di atas gunung Prau itu tidak hanya terletak pada keindahan dalam memandang panorama gunung-gunung lainnya. Akan tetapi, udara sejuk dari dersik-dersik itu pula melengkapi jejak ingatan ini. Saya sangat merasai bahwa setiap jejak ingatan mesti harus dirasai sepenuh hati, sebab keindahan tidak dapat ditangkap jikalau hati dan alam tidak saling berhubungan.
Ketika udara sejuk menghampiri itu, terciptalah dalam diri bahwa alam dan diri sudah bersatu. Terjadilah suatu keadaan damai, tenang, dan mudah menangkap suatu keindahan dari kehidupan. Ingatan itu benar-benar membawa diri pada satu kilas balik Gunung Prau dalam kerinduan untuk bertemu kembali. Ya, ya, rindu itu memang berat.
Kerinduan itu juga semakin mencekik, ketika sabana dan bunga-bunga di atas ketinggian 2.565 MDPL melintas dalam ingatan. Benar adanya, bunga-bunga di tanah Prau maha elok warnanya dan cantik. Sabananya pun begitu adanya pula. Satu kilas balik kerinduan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar