Lihatlah Tugu Yogyakarta masih seperti dulu cahaya lampu jalanan masih bersinar persis beberapa tahun lalu. Tak ubahnya masih menyajikan jalan-jalan yang ramai begitu-begitu sahaja. Orang-orang, sepeda, motor tua, dan mobil klasik masih disajikan oleh Yogyakarta.
Aku termenung sendirian dari pojok angkringan memperhatikan hiruk pikuk itu. Bukan. Aku bukan orang yang tak butuh ditemani oleh orang lain untuk memperhatikan Yogyakarta di setiap sudutnya.
Akan tetapi, hanya saja dengan kesendirian aku dapat menangkap Yogyakarta jauh lebih indah. kesendirian juga dapat membuat bercerita dengan Yogyakarta. Untuk itu, melalui kesendirian aku memeluk malam Yogyakarta di sudut Tugu.
Selain itu juga, aku ingin mengenang tentang beberapa tahun lamanya di Yogyakarta. Dengan memperhatikan lintas jalan Tugu, dan dengan mendengarkan suara-suara orang bercerita di angkringan. Juga mendengarkan musik jalanan anak-anak muda aku mengenang tentang hidup di Yogyakarta.
Betapa kehidupan masih menyelipkan catatan-catatan cinta di atas perjalanan. Betapa Yogyakarta masih bersahabat dengan catatan kecil dari sudut Tugu. Betapa Yogyakarta adalah malamnya untuk bercengkerama dengan kenangan.
Bersama cahaya malam di Tugu dan bersama kata-kata aku tenggelam pada lautan sepi nan sunyi. Aku sendiri telah memasuki pintu kenangan sunyi. Tapi, aku tak pernah luka terhadap kenangan.
Oleh sebab kenangan adalah masa lalu. Sedangkan masa lalu hanyalah sebuah perjalanan dari keberanian-keberanian mengambil posisi. Dan posisi itu, tak pernah melukai diriku.
Tentang kenangan dan Yogyakarta di sudut Tugu angkringan. Seorang penyendiri sedang menuliskan cahaya-cahaya hati dari perjalanan dan ingatan. Sudut tugu dan angkringan menjadi saksi bisu malam ini.
Malam penghujung tahun di bulan Desember. Adakah syair-syair Desember untuk seorang pemuda di pojok Tugu dan di angkringan itu? Bukankah begitu indahnya jika syair penghujung bulan Desember diberikan kepada pemuda itu?
Tugu engkau masih seperti dulu: dan berhutang untuk memberikan syair-syair indah di penghujung bulan Desember kepada diriku. Aku menunggu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar