Senin, 10 Januari 2022

Sukinem Sih Gadis Jawa Pujaan Jon

Sukinem Sih Gadis Jawa Pujaan Jon
 
Jon, adalah manusia haluh dan selalu suka berkhayal. Pada suatu sore, Jon, berkunjung ke suatu tempat pergelaran seni. Tampak pada saat itu ia sanggat bergembira hati mengunjungi  pentas seni.
 
Gadis idaman yang disukai Jon dalam khayalkannya sedang berada di sana. Itulah mengapa, Jon bersuka hati pada sore hari itu. Gadis idaman Jon tersebut bernama Sukinem. 
 
Sukinem merupakan gadis Jawa bermuka teduh, tapi sedikit ada campuran muka asing. Kata Jon, gadis itu memang idamannya sedari dalam pikiran dan mimpi-mimpinya. Ia melihat ada semacam cahaya di wajah Sukinem yang membuat saben ingin tidur sulit memejamkan mata. 
 
Terlebih pada setiap mimpi-mimpinya bila sudah tertidur, Sukinem selalu hadir berada di sampingnya. Tapi, itu di dunia khayalan. Jon, khayalannya semakin menjadi-jadi ketika berada di pergelaran seni itu. Orang yang hadir di setiap acara tersebut untuk melihat orang-orang bermain seni yang estetik. 
 
Namun, Jon justru  berbeda; mata, hati, dan pikirannya tertuju pada Sukinem. Bagi Jon, seni terindah adalah wajah Sukinem. Begitu juga dalam pikiran liarnya, gerak terindah dalam tari adalah gerak tubuh Sukinem. 
 
Dan kata-kata yang tersusun dalam syair yang menyentuh, serta menyeret hati adalah semburan kata dari mulut Sukinem. Mengapa Jon begitu tendensius dalam gemuruh hatinya melihat Sukinem? 
 
Jon, mengajak kepada yang bertanya untuk membayangkan suatu pernyataannya ini. Bayangkan lelaki mana yang tidak bergejolak hatinya, bila melihat gadis bermata sipit, pelopak mata yang cembung, dan hidung yang sedikit mancung? 
 
Bayangkan lagi, lelaki mana yang tidak ciut hatinya melihat wajah teduh Sukinem? Juga rambut Sukinem yang bergoyang-goyang merambat ke hati yang bergejolak? Layaknya ilalang yang bergoyang diterpa angin. 
 
Ai, Jon, ribuan bayangan dalam khayalanmu itu begitu mabuk sejadi-jadi. Jon, manusia yang dilanda gemuruh qolbu menjadikan kehidupan cinta sebagai khayalan. 
 
“Jon, cinta adalah kenyataan. Cinta bukan khayalan bangunlah dari khayalanmu, kejarlah aku,” mata Sukinem ketika melihat Jon, lalu Jon menginterpretasi simbol dari tatapan  mata Sukinem.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Aku tak Sama Lagi

Di Kota Jakarta itu aku terdiam di dalam kos. Rupanya aku sudah menjadi anak pendiam bukan main. Aku orang baru di Jakarta. Lebih lagi, di l...