Senin, 10 Januari 2022

Kotak Masa Lalu

Kotak Masa Lalu
 
Masa lalu masih menyimpan misteri di dalam sebuah kotak ajaib. Hanya tuan pemilik lah mengetahui apa isi sebenarnya di dalam kotak itu. Kotak bernama masa lalu sejujurnya rahasia tak boleh diketahui banyak orang luar. Sekalipun detektif handal untuk membongkar atau membukanya amat sulit. Bahkan mustahil! 
 
Karena memang, kotak masa lalu disimpan dengan penuh ke hati-hatian. Orang-orang banyak menyembunyikan kotaknya di tempat tersembunyi. Mereka sepanjang hari harus berjaga-jaga jangan sampai kuncinya diketahui oleh orang lain. 
 
Bagi mereka, masa lalu adalah sebuah aib. Banyak misteri-misteri di dalamnya membuat orang-orang tercengang jika terbuka. Itulah mengapa, bagi mereka kunci tersebut harus dijaga sepanjang hari. 
 
Bagaimana jadinya jika kotak bernama masa lalu itu terbuka? Apakah manusia tidak saling mengolok-olok? Oleh karena, masa lalu telah mencatat sebuah perbuatan-perbuatan muskil dicerna akal sehat. 
 
Kita boleh tengok di dalam diri masing-masing. Sudah berapa banyak perbuatan masa lalu masih menghantui di masa sekarang? Bukankah bagi kita, perbuatan itu merupakan satu kengerian? Bilamana orang mengetahui akan di taruk di mana harga diri dan muka? 
 
Sebabnya itu, kita punya ketakutan jika seseorang mengetahui isi di dalam kotak masa lalu. Kita mempunyai aib, kita mempunyai catatan kesalahan dalam menjalankan kehidupan, dan kita mencoba berdamai dengan itu. Lalu kita menempatkan masa lalu itu di dalam sebuah kotak. 
 
Kadang kala kita membuka kotak itu, kadang kala kita menghindari untuk membuka kota itu, dan kadang kala kita membuang kunci kota itu. Akan tetapi, sekalipun kita membuang kunci itu. Kunci itu tetap ada berlipat ganda. 
 
Karena memang, kunci kotak masa lalu ada di dalam pikiran setiap orang. Kotak masa lalu tidak akan pernah hilang. Ia akan tetap ada di dalam diri kita. Namun, kita dapat mengakalinya dengan sebuah cara.
 
Ya, cara itu bersahabat dengan masa lalu melalui pikiran. Kita menerima masa lalu sebagai roda kehidupan dan tak terelakkan lagi alias determinis.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Aku tak Sama Lagi

Di Kota Jakarta itu aku terdiam di dalam kos. Rupanya aku sudah menjadi anak pendiam bukan main. Aku orang baru di Jakarta. Lebih lagi, di l...