Empat pemuda menelusuri jalan sunyi bernama jurnalisme. Kata salah seorang keempat pemuda itu, hanya dengan jurnalisme yang bermutu akan lahirlah peradaban yang bermartabat. Pemuda itu berdalil, jurnalisme belakangan ini banyak palsunya dan banyak menghamba pada kekuasaan. Alhasil, banyak media mengaburkan kode etik dan ajaran-ajaran jurnalisme yang semestinya.
Dengarlah bagaimana pemuda itu berargumen, jurnalisme di tingkat kampus belakangan ini banyak membawa embel-embel nama pers. Tapi, dalam praktiknya masih dikekang oleh pihak birokrat kampus, atau bahasa pemuda itu humas kampus. Pres semacam ini merupakan ancaman serius bagi peradaban, kata dia pada kawan-kawannya.
Tak jauh berbeda dengan argumen sebelumnya, pemuda itu memberikan ajaran jalan sunyinya lagi. Katanya pada kawan-kawan, kita telah dibuat jengkel berulang kali oleh media besar. Media besar banyak menyiarkan berita tak jelas.
Tengok saja, katanya melanjutkan, masalah artis dan masalah tetek bengek lainnya yang tak ada hubungannya dengan kepentingan publik malah berulang kali disebarkan. Apakah ini bukan suatu kemerosotan di dalam dunia jurnalisme? Tanya pemuda itu pada kawan-kawannya.
Kemudian, salah seorang kawan B bertanya kepada kawan C yang memaparkan jalan sunyinya itu. C, kalau menurut Anda apakah dunia jurnalisme sudah diludahi oleh mereka-mereka ini yang mengatas namakan pers?
C menjawab, bukan hanya diludahi, tapi sudah diinjak-injakan sedemikian rupa oleh pecundang-pecundang itu. Jurnalisme dewasa ini bisa dikatakan juga, dalam bungkus tong sampah.
Jurnalisme sebagaimana mestinya menghamba kepada kepentingan publik, kepentingan orang yang terasingi dari kehidupan, dan kepentingan nilai-nilai kemanusiaan. Justru kini berbalik arah menjadi corong untuk menjaga tuannya melanggengkan status quo dan penindasan.
Lalu, bagaimana kita melihat peradaban ini dari kaca mata Jurnalisme? Apakah Jurnalisme sudah diambang batas zamannya? Apakah jurnalisme akan membuka pintu peradaban yang etis? Apakah jurnalisme sudah ciut oleh kekuatan penguasa?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar