Telah hilang kejujuran hidup, orang-orang telah dikekang oleh topeng yang bernama, kepalsuan dalam berperilaku. Aku menengoknya langsung pada kehidupan ramai tentang perilaku itu: orang-orang tertawa dengan keras, dan dengan bahasa tubuh yang serah rumit untuk dijelaskan.
Mereka menertawakan ruang, mereka menertawakan orang lain, padahal sungguhnya mereka justru sedang menertawakan diri sendiri. Aku menengok anak muda di zaman yang, ah, entah zaman apa itu, mungkin zaman yang banyak kepalsuannya. Perilaku yang basa-basi, dan sok memandang diri paling tinggi di keramaian itu.
Apakah mereka sedang ada gejala psikologi, yang saya sebut menarik simpati lawan jenisnya? Lalu, akan menimbulkan efek perilaku yang tanpa terkontrolkah. Apakah bisa dikatakan juga pemuda itu sebenarnya sedang dilanda hasrat cinta yang tak ter tuntaskan?
Kemudian, bagaimana kita melihat dan memberi makna terhadap perilaku anak muda zaman kontemporer? Apakah kita berani memberikan semacam satu sikap untuk berkata jujur atas ke tidak beresaan anak muda zaman sekarang?
Di zaman yang serba labirin, kita disajikan semacam kesuntukan terhadap perilaku zaman yang diperankan oleh orang-orang secara sembrono. Hal itu berdasarkan tengokan terhadap perilaku, ya, ada jarak antara pemuda satu ke pemuda lainya.
Mengapa kita hidup untuk berjarak? Mengapa kita tidak untuk saling mengenal? Mengapa kita menertawakan seseorang? Mengapa kita tidak mengajaknya tertawa bersama? Apakah kita telah hidup di zaman yang harus mengunggulkan diri sendiri, tapi menendang orang lain?
Kita hidup di zaman apa? Lantas bagaimana kita harus menyikap hal semacam itu? Dan mengapa kita kehilangan-kehilangan semacam satu kearifan hidup? Apakah hidup ini telah dihilangkan maknanya oleh manusia sendiri?
Aku menengok di keheningan diri, nun jauh melampaui kata jauh itu sendiri. Suatu keadaan ramai orang-orang yang kehilangan diri sendiri, dan oh, mengapa orang-orang bangga dengan kehidupan demikian itu? Apakah mereka akan masuk ke jebakan dunia, yaitu menjadi manusia umum, namun sepi terhadap diri sendiri.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar