Senin, 10 Januari 2022

Musik dan Pintu Kesendirian

Hai, selamat malam. Tentang malam yang masih seperti biasanya. Di sudut kamar, aku duduk sendirian bersama cahaya lampu malam. 

Sepulang dari aktivitas keseharian membuat pulang menjadi kunci untuk membuka pintu kesendirian. Lagi. Hai, kesendirian aku menyapamu lagi. Kamu tidak bosan bersama aku? 

Bukankah kesendirian itu sangat menyedihkan? Bukankah kesendirian membuat seseorang terasingi oleh kehidupan? Bukankah kesendirian adalah hal yang menakutkan? 

Terlebih di dalam kamar itu mengunci pintu erat-erat. Lalu terduduk di pojok kamar dan di atas kasur tipis. Juga memikirkan apa yang telah dilakukan hari ini, dan apa yang telah dilakukan hal-hal sebelumnya. 

Selalu berkontemplasi dengan realitas dan konsep ideal ketika pulang larut malam. Terkadang bertanya dalam ratapan kosong: mengapa aku mengambil jalur atau posisi ini di masa muda? 

Akan tetapi, aku tak menjawab pertanyaan-pertanyaan yang dilontarkan ke dinding kosong itu. Melainkan, aku lebih untuk menenggelamkan pertanya-tanya itu tadi dengan lantunan musik. 

Musik dan kesendirian yang membuat sedikit  tubuh dan jiwa tenang. Musik layaknya angin di pandang rumput Swiss. Sedangkan kesendirian layaknya air yang diam di lereng pergunungan Alpen. 

Aku memilih satu lagu  yang kerap berulang kali di putar. Lagu itu berjudul Monster dinyanyikan oleh AlexD dan Annie. Sangat terasa di telinga dan hati ketika mendengarkannya sembari merasakan dahsyatnya makna lagu itu. 

Sekarang musik menjadi teman di kesendirian. Sekarang musik dapat mengobati nestapa. Dan dengan musik aku diam dan menari di tubuh yang masih tak banyak gerak. 

Begitulah musik ia memberikan kekuatan di dalam suara-suara. Kekuatannya menebus tubuh lalu masuk ke harta karun manusia, ya: hati. Suatu hari aku akan berkunjung ke lereng pergunungan Alpen, Swiss, dan mendengarkan musik kesendirian. Itu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Aku tak Sama Lagi

Di Kota Jakarta itu aku terdiam di dalam kos. Rupanya aku sudah menjadi anak pendiam bukan main. Aku orang baru di Jakarta. Lebih lagi, di l...