Aku tidak diam, tuan.
Aku masih berkata-kata
Pena masih bisa menulis.
Menulis kekejaman penjajahan
Suaraku tak kuat
Tapi jiwaku berapi-api:
Melihat penjajahan
Penjajahan apa pun itu.
Aku akan menulis setajam pedang
Secepat peluru senapan
Dan itu akan menembus tubuhmu, tuan
Jangan kau sangka kau bisa tertidur, tuan.
Jangan pula kau berlagak sombong:
Dengan kekuasaanmu saat ini.
Engkau akan pertanggungkan
Kelak di yaumul akhirat.
Dan mereka yang kau jajah berkata:
“Pergilah kau ke neraka sana.”
(Bantul, 8/10/20)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar