Apa yang menjadikan kita sebagai manusia selalu mengutuk dunia yang berantakan? Uang yang menipis, hubungan per temanan yang buruk, wajah yang jelek, keadaan negara yang sedang rusak, bumi yang sedang dilanda musibah atau hinaan orang lain terhadap diri dan harapan yang tak kunjung tercapai...
-
Bagaimana jikalau kita rubah saja, mengutuk dunia yang berantakan tersebut dengan konsep baru? Anda setuju? Jikalau setuju baca ini hingga selesai, jikalau tidak anda tidak perlu repot untuk meneruskan tulisan ini. “Hidup jangan di ambil repot, jikalau tidak katakan ‘tidak,’ jikalau ya katakan ‘ya. ’’
-
Baik, saya akan memulai pembahasannya. Dunia memang tempat mengeluh, mengutuk, berantakan dan lain sebagainya. Akan tetapi, dunia tersebut menjadi berantakan karena pikiran lah yang menginterpretasikan terkait keadaan dunia. Sebenarnya dunia itu tidak berantakan dan kacau, mengapa bisa demikian?
-
Dunia menjadi berantakan dan kacau tersebut, itu kan disebabkan oleh perilaku dan tindakan manusia. Bukan dunia sendiri yang menciptakan keburukan, logikanya begini: bagaimana mungkin Tuhan menciptakan karyanya buruk? Tuhan itu kan maha sempurna atas segala-galanya. Tentu, dengan kesempurnaannya dunia itu baik dan tidak berantakan.
-
Yang menjadikan dunia buruk dan berantakan, lagi-lagi perilaku dan tindakan manusia: BUKAN TUHAN! Karena, Tuhan memberikan manusia akal dan hati sebagai ujian selama hidup di dunia. Ketika manusia tidak sanggup dengan ujian hidup tersebut maka ia akan membuat kerusakan di dunia dengan akal dan tindakannya.
-
Ini lah mengapa, saya memiliki keyakinan bahwa sebab adanya kerusakan dimuka bumi ini dikarenakan oleh perilaku dan tindakan manusia. Bukan bumi itu sendiri yang menciptakan, apalagi Tuhan!
(Yogyakarta, 30/9/20)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar