Rabu, 30 September 2020

ALKID DAN SUASANA SORE.

Aku menyaksikan orang-orang di Alkid. 
Ada yang sedang berduduk: 
Sanda gurau, menikmati indahnya sore.
Anak-anak kecil bermain layang-layang. 
-
Dan ada pula yang memupuk cinta:
Bersama kekasih, Jogja memang tempat cinta.
Pulang lah ke Jogja dengan rindu.
Sebab dengan itu Jogja menjadi istimewa. 
-
Ada yang mengatakan: 
Bahwa Jogja merupakan tempat istimewa.
Istimewa orangnya, sudut-sudut kotanya
Dan pastinya kenangan yang terlukis. 
-
Ah, semacam tidak ingin jauh-jauh dari Jogja. 
Aku ingin menjadi Jogja. 
Aku ingin tetap mencintai Jogja
Dengan rasa yang tak pernah padam.

(Yogyakarta, 30/9/20) Alun-Alun Kidul





Selasa, 29 September 2020

Sabda-Sabda Kutukan Dunia

Apa yang menjadikan kita sebagai manusia selalu mengutuk dunia yang berantakan? Uang yang menipis, hubungan per temanan yang buruk, wajah yang jelek, keadaan negara yang sedang rusak, bumi yang sedang dilanda musibah atau hinaan orang lain terhadap diri dan harapan yang tak kunjung  tercapai...
-
Bagaimana jikalau kita rubah saja, mengutuk dunia yang berantakan tersebut dengan konsep baru? Anda setuju? Jikalau setuju baca ini hingga selesai, jikalau tidak anda tidak perlu repot untuk meneruskan tulisan ini. “Hidup jangan di ambil repot, jikalau tidak katakan ‘tidak,’ jikalau ya katakan ‘ya. ’’
-
Baik, saya akan memulai pembahasannya. Dunia memang tempat mengeluh, mengutuk, berantakan dan lain sebagainya. Akan tetapi, dunia tersebut menjadi berantakan karena pikiran lah  yang menginterpretasikan terkait keadaan dunia. Sebenarnya dunia itu tidak berantakan dan kacau, mengapa bisa demikian?
-
Dunia menjadi berantakan dan kacau tersebut, itu kan disebabkan oleh perilaku dan tindakan manusia. Bukan dunia sendiri yang menciptakan keburukan, logikanya begini: bagaimana mungkin Tuhan menciptakan karyanya  buruk? Tuhan itu kan maha sempurna atas segala-galanya. Tentu, dengan kesempurnaannya  dunia itu baik dan tidak berantakan.
-
Yang menjadikan dunia buruk dan berantakan, lagi-lagi perilaku dan tindakan manusia: BUKAN TUHAN! Karena, Tuhan memberikan manusia akal dan hati sebagai ujian selama hidup di dunia. Ketika manusia tidak sanggup dengan ujian hidup tersebut maka ia akan membuat kerusakan di dunia dengan akal dan tindakannya. 
-
Ini lah mengapa, saya memiliki keyakinan bahwa sebab adanya kerusakan dimuka bumi ini dikarenakan oleh perilaku dan tindakan manusia. Bukan bumi itu sendiri yang menciptakan, apalagi Tuhan!

(Yogyakarta, 30/9/20)

Aku tak Sama Lagi

Di Kota Jakarta itu aku terdiam di dalam kos. Rupanya aku sudah menjadi anak pendiam bukan main. Aku orang baru di Jakarta. Lebih lagi, di l...